Di saat orang semakin suka dengan curahan storytelling, menciptakan satu koleksi pakaian sebagai kanvas atau medium untuk menghantarkan sebuah storytelling adalah satu kecerdasan kreatif yang gorgeous. Tantangannya adalah bagaimana ketika setiap rancangan tidak over creative dan ketika rancangan diretas satu per satu, setiap elemen masih mampu berdaya pakai tinggi. Hm, kedengarannya rumit ya, tetapi hal inilah yang sudah menjadi DNA jenama Tanah Le Saè, jenama yang digawangi dua Creative Director: Denniel Richard Saerang dan Andika Wiradiputra. Jenama ini baru saja meluncurkan koleksi baru, berjudul “Ann: Melancholy”, yang dipresentasikan di kota Seoul di ajang Fashion KODE spring/summer 2024, lalu berlanjut di Jakarta dalam ajang Jakarta Fashion Week. Apa sebenarnya “Ann: Melancholy” ini?
Kekuatan kasih Grandma, Oma, dan Eyang
Cerita bertumpu pada prespektif seorang cucu terhadap neneknya, sang Oma, atau sang Eyang, yang berama Ann. Bagi kalian yang dibesarkan oleh Eyang, karena orantua kalian sibuk mencari nafkah atau malah berpisah, tentu otomatis Eyang menjadi tokoh sentral dalam hidup kalian. Bagaimana kemuliaan hati Eyang, bagaimana ia bersikap dan berpakaian, sudah tertanam di memori kalian. Padahal Eyang pun juga punya dera kehidupan sendiri. Dalam cerita Tanah Le Saè, Eyang memiliki kisah perkawinan yang hancur, pengorbanan yang berat, dikhianati, namun walau menjadi melankolis, Eyang memiliki kekuatan untuk bertahan dan melakukan penyesuaian, malah masih sempat-sempatnya berbagi kasih sayang kepada anak dan para cucu. Kalian punya kisah yang sama? Nah, penampilan Eyang lalu menjadi dasar ide kreatif Tanah Le Saè, mentransformasikannya menjadi serangkaian rancangan yang mengena di hati.
Karakter yang menyejukkan jiwa
Siluet yang serba longgar, warna-warna yang kalem, menjadi hal utama di koleksi “Ann: melancholy”, menjadikan koleksi ini berkarakter yang menyejukkan, membuat ‘soul’ menjadi santai. Bahan-bahan putih berjejak renda dijadikan kemeja-kemeja oversized, dipadankan celana-celana longgar yang masih trending. Pada kemeja terkadang ditaburkan kembang crochet yang ditata geometris, yang membuat permukaan bahan menjadi bertekstur, mengundang untuk dielus, diraba, dan dirasakan oleh tangan-tangan yang penuh kasih. Ada juga celana panjang layer antara bahan renda dan denim dibaliknya. Jas-jas tailored dihiasi dengan kancing-kancing vintage, mereka bagai datang dari masa lalu dengan cerita yang tersembunyi, terkancing rapat. Setiap barisan kancing terdiri dari kancing berbeda tapi sewarna, menggemaskan naluri. Tunik dan rok-rok panjang berbahan eco-friendly, sangat mengundang gairah styling untuk menciptakan barbagai look. Pada siaran persnya, Tanah Le Saè bilang: “Presentasi koleksi ini bukan sekadar sebuah fashion show; ini adalah cerita kasih sayang, kerinduan, dan komitmen keberlanjutan yang abadi. Di pakaian-pakaian ini, kalian bisa merasakan getar cerita Oma, kasihnya, dan indahnya titik balik dari kehilangan menjadi candu semangat akan kehidupan.”
