Do you believe in ‘CHANCE’? Pertanyaan yang sederhana, tapi mungkin tidak ada artinya bagi kaum pesimis. Tidak seperti tiga orang sahabat Desmond Knox-Leet, Yves Coueslant dan Christiane Gautrot, di 34 Saint German Boulevard, Paris, tahun 1961.
Nama butik baru mereka adalah Diptyque yang menyediakan aneka upholstery. Diptyque berada di tepi jalan yang ramai di Saint German, namun tidak banyak pedestrian yang singgah untuk masuk ke dalam butik. Mereka bertiga berdiskusi bagaimana cara menarik pengunjung tanpa harus berteriak-teriak di pinggir jalan atau memajang tanda-tanda ‘SALE’ yang menor. Lalu muncullah ide untuk memajang souvenir-souvenir dari hasil travel mereka bertiga.

Cnadle holder, penghias ruang yang fungsional.
Pilihan pertama jatuh pada untaian lentera hias yang mereka beli ketika travel ke Jerman, lentera mereka gantung di jendela sebagai display, dan satu per satu pengunjung mampir untuk bertanya. Ide mereka berhasil, ‘CHANCE’ telah tercipta. Mereka semakin menggali segala benda souvenir di rumah, kemudian memajangnya sebagai hiasan toko. Awalnya pengunjung masuk karena ingin membeli souvenir yang tidak mereka jual tersebut, namun akhirnya pengunjung tertarik untuk membeli produk upholstery yang dijual.

Seri eau de toillette dan parfum.
Tahun 1963, tiga sahabat melangsir scented candle untuk melengkapi keharuman interior rumah. Tiga parfum pertama adalah Aubépine, Cannelle dan Thé (Hawthorn, Cinnamon, Tea). Wewangian lilin ini ternyata menjadi banyak peminat, namun tiga sahabat tak pernah lupa dengan strategi mereka, meletakkan benda-benda unik sebagai dekorasi yang membuat orang penasaran.

Lilin Diptyque dan ceramic candle snuffer.
Tahun 2014 lalu, Diptyque mengibarkan lagi semangat Desmond Knox-Leet, Yves Coueslant dan Christiane Gautrot, semangat untuk mengumpulkan pernak-pernik unik dan memajangnya sebagai hiasan berdaya tarik. Semangat tersebut muncul dalam La Collection 34. Berupa aneka format wewangian dari mulai lilin, korek api, wadah lilin, photophore, room spray, sabun, hingga leather notebook.

Diffuser berbentuk unggas.
Foto: Diptyque