Les Clefs d’Or atau Kunci Emas adalah lisensi tertinggi di dunia hospitality. Untuk meraihnya diperlukan proses panjang dan berjenjang, menjadikan si penyandang gelar sebagai seorang penjaga reputasi terbaik bagi hotel, kota bahkan negara, tempat ia berkerja. Bagaimana memaksimalkan jasa concierge sesuai dengan keinginan Anda? Kami punya caranya.
Napasnya tersengal-sengal dan gerak tubuhnya terlihat gelisah. Dengan nada bicara cepat Gustave H. berusaha menelepon koleganya, Monsieur Ivan, anggota Les Clefs d’Or di salah satu hotel ternama di Republik fiksi, Zubrowka. Saat itu, Gustave dan asistennya, Zero Moustafa, tengah dalam keadaan tergesa-gesa untuk meminta bantuan agar lolos dari kejaran seorang pembunuh bayaran bernama J.G. Jopling. Berita pun tersebar cepat, dan jaringan concierge hotel yang berada di kota tersebut membantunya lolos dari kejaran sang pembunuh. Si bell boy, Moustafa malah sukses mendorong sang pembunuh bayaran dari atas bukit, sampai akhirnya pembunuh itu mati.
Sekilas adegan di atas dapat Anda temukan dalam film peraih Oscar 2014, The Grand Budapest Hotel. Meski setting kejadian dan tempat fiktif namun Les Clef D’Or ternyata benar-benar ada di dunia. Tugas utamanya adalah menjaga kenyamanan menginap, memberikan layanan terbaik, serta menjaga kepuasan tamu hotel.
Tujuannya agar terbentuk suatu ikatan profesional yang membuat dapat tamu kembali datang ke hotel. Menjadi eklusif dengan terbentuknya jaringan dunia yang dapat membantu anggotanya apabila mengalami kesulitan dengan permintaan yang dinginkan oleh para tamu mereka. Meski terdengar sederhana, namun menjadi petugas concierge pemegang Les Clefs d’Or ternyata tidak semudah yang dibayangkan.
Sejarah Les Clef D’Or
Pria itu selalu menyapa setiap orang yang berpapasan dengannya. Ia menatap mata lawan bicaranya dengan senyum selalu mengembang. Ketika memasuki ruangan, tangannya sigap membuka pintu.Dengan gestur tubuh sedikit menunduk ia selalu mempersilahkan orang lain masuk kedalam ruangan terlebih dulu.
Sebuah pin berbentuk kunci emas tersemat di kerah jas putihnya. Berbahasa Inggris fasih, ia menceritakan sejarah dari Hotel Majestic, Kuala Lumpur, tempat saya menginap. Kisah mengenai pilihan kamar, tamu kehormatan yang pernah menyambangi hotel, desain ballrom, kolam renang, ruang penerima tamu, spa, barbershop, hingga detil bahan baku kayu pilihan yang menjadi anak tangga di hotel yang berdiri sejak 1932. Semua dapat dengan mudah ia ceritakan. Termasuk tawaran untuk menyantap kue manis beserta sajian elegan high tea di salah satu tempat ikonik di Majestic Wing menjadi pilihan untuk menghabiskan hari.
“Ini adalah lambang dari Les Clef D’Or atau Anda bisa menyebutnya keys of gold,” ujar Sharezal Abdul Wahid, Director of Concierge Majestic Hotel Kuala Lumpur.
Emblem kunci emas itu adalah sebuah simbol dari kualitas yang sudah diakui dunia, dan dengannya para petugas concierge di seluruh dunia membentuk jaringan concierge yang bisa mengabulkan permintaan tamu yang nampak tidak memungkinkan menjadi mungkin.
“Ya, sebagian orang menyebut bahwa dengan kunci ini kita bisa membuka hampir semua pintu yang ada,” lanjut Sharezal.
Seperti yang diceritakan dalam film Grand Budapest Hotel, penyandang Les Clefs d’Or tahu benar apa yang diinginkan oleh tamu. Setiap individu menginginkan pelayanan dan permintaan spesifik yang membuatnya berbeda satu dengan lainnya. Ia harus mengerti benar bagaimana menyapa, melayani, bertutur kata, hingga mengatur topik pembicaraan yang tepat dengan sang tamu.
Tak hanya itu. Concierge ternyata memegang peranan vital dalam menghadirkan pengalaman menginap yang memuaskan, membimbing tamu yang hendak mengeksplorasi tempat di mana hotel itu berada – dengan rekomendasi lokasi wisata, melakukan reservasi restoran atau private room – di mana tidak banyak orang yang mengetahuinya, membelikan tiket museum, hingga menyediakan transportasi berupa jet pribadi atau helikopter bila tamu benar-benar menginginkannya. Tak ada yang namanya hanya berbasa basi. Bahkan hanya dengan satu kedipan mata, ia harus mengerti apa yang tamunya inginkan. Membuat yang nampaknya tidak memungkinkan, menjadi mungkin.
“Concierge yang baik berfungsi mirip sebagai duta besar bagi hotel tempat ia berkerja. Duta besar untuk kota di mana hotel tempat ia berkerja. Dan duta besar bagi negara di mana kota tempat ia berkerja berada,” ujar Sharezal.
Mengapa Les Clef D’Or bisa memiliki hak istimewa sebesar itu? Tentu saja saya pernah menggunakan jasa wake up call, potter, memanggilkan taksi dari resepsionis atau meminta sajian makanan melalui room service. Tetapi selain itu saya rasa tidak ada yang istimewa.
“Itulah yang membedakan. Moto In Service Through Friendship membuat kami sadar bahwa memberikan pelayanan terbaik adalah suatu keharusan. Syaratnya, dengan memiliki kemauan untuk mengantisipasi, dan juga memahami kebutuhan tamu dengan menempatkan dirinya di posisi mereka,” lanjut Sharezal.
Hal itu adalah tekad yang sudah melegenda sejak 6 Oktober 1929, saat Pierre Quentin, salah satu dari sebelas orang petugas concierge dari Hotel Ambassadorin Paris, menyadari bahwa pekerjaan mereka akan lebih efektif dan lebih dihargai jika bekerja sebagai sebuah tim.
Namun baru pada 25 April 1952, di bawah Chef Concierge di Hotel Scribe, Paris, Ferdinand Gillet, mengajak perwakilan dari sembilan negara menyatukan pendapat dalam kongres L’Union Europeene des Portiers des Grands Hotel (UEPGH) dan kongres kedua di San Remo, Italia pada 1952.
Pada 15 November 1972 dalam selebrasi ke 20 tahunnya di Mallorca, Spanyol, kongres ini merubah namanya menjadi Union Internationale des Portiers des Grandes Hotels (UIPGH) dan membentuk pemegang kunci emas ‘Les Clefs D’Or’ menjadi organisasi yang mendunia. Saat ini Les Clef D’Or sudah memiliki sekitar lima ribu anggota dari 50 negara diseluruh dunia.
Pemegang Kunci Emasdi Indonesia
Lantas bagaimana keberadaan organisasi ini di tanah air? Meski harus menjalani proses panjang dan berafiliasi dengan Les Clef D’Or Singapura, Indonesia ternyata juga memilikki sejumlah petugas concierge yang berhak menyandang emblem Kunci Emas. Di tanah air mereka bergabung di asosiasi The Concierge Society of Indonesia.
“Untuk anggota internasional sudah berjumlah 16 orang. Delapan anggota di hotel bintang lima di Jakarta, dan delapan lagi di Bali. Selain itu ada 50 anggota lokal,” ungkap Anjar Triantoro, Chief Concierge The Dharmawangsa Jakarta.
Menurut Anjar, sejak didirikan pada 1990, The Concierge Society of Indonesia masih berusaha bertransformasi diri menjadi Indonesia chapter of Les Clefs d’Or. Walau cita-cita itu belum tercapai, organisasi ini justru telah mengalami perkembangan cepat dan tersebar di Jakarta, Bali, Surabaya dan kota lainnya.
Anjar menjelaskan, bahwa dibutuhkan jalan panjang untuk bisa menyematkan pin berlogo kunci emas ini di jas Anda.
“Hal pertama adalah tidak ada yang namanya proses lamaran untuk mendapatkan gelar Les Clefs d’Or. Untuk mendapatkannya Anda harus terlebih dulu mendapat undangan dari organisasi,” ungkap Anjar. “Kemudian, selain berusia di atas 21 tahun, persyaratan yang harus dipenuhi adalah memiliki pengalaman berkerja selama tiga tahun, memiliki kepedulian tinggi mengenai profesi, komunitas dan sesama rekan concergie lainnya.”
Lalu ada pula peran penting dua sponsor sesama pemegang kunci, yang harus mendukung calon agar ia bisa menerima surat rekomendasi Les Clefs d’Or. Selanjutnya serangkaian ujian, mulai dari ujian tertulis dan ujian lisan, hingga menjalani proses kedatangan para tamu misterius – mystery shopper – yang akan dialami seorang kandidat.
“Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa Anda layak menyandang gelar sebagai sang pemegang kunci emas,” tegas Anjar.
Cara Terbaik Menggunakan Jasa Hotel Concierge
Andi Dharmawan, 46, seorang pengusaha di bidang pakan ternak, baru saja tiba di lobi hotel berkelas di Los Angeles beserta istrinya, dalam rangka bulan madu. Sambil berdiri santai dan meminum welcome drink yang disediakan, matanya tertegun pada sebuah meja kecil di pojok lobi. Di atas meja itu terdapat logo amplop besar berwarna emas dan bertuliskan kata “Concierge”. Meski mengerti benar maknanya namun ia enggan menggunakan jasa concierge karena menduga menggunakannya berarti mengeluarkan biaya ekstra.
“Saat ini, kebanyakan tamu hotel belum mengerti benar apa tugas dan kemudahan yang bisa mereka dapatkan dari concierge. Padahal tugas mereka akan sangat dibutuhkan terutama di negara-negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama,” ujar Susan Stephanie, Travel Specialist. Andri sendiri baru mengetahui profesi concierge ketika menyaksikan akting dari aktor Hollywood, Tim Curry, di film Home Alone 2.
“Meski mereka terlihat ramah dan menyenangkan, namun sejauh ini saya hanya meminta tolong kepada mereka untuk mengganti jadwal penerbangan. Itu saja,” ungkap Andri.
Susan menjelaskan bahwa sebenarnya concierge memiliki tugas yang hampir sama dengan tugas resepsionis, doormen, room service, dan bagian hospitality lainnya di sebuah hotel, yaitu memberikan pelayanan untuk memuaskan tamu.
“Nah, concierge ini bisa Anda gunakan untuk tujuan yang sama namun dengan fungsi yang lebih luas,” jelas Susan.
Bagi Anda yang masih bertanya-tanya, langkah apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan layanan jasa terbaik dari concierge, simak tip berikut ini:
Jangan ragu untuk bertanya. Satu kesalahan terbesar Anda ketika merasa tidak terlayani dengan baik saat menginap di hotel, adalah karena Anda tidak memintanya. Jadi jangan ragu untuk bertanya dan meminta apa yang Anda inginkan. Ingat, sudah menjadi tugas mereka untuk memberikan segala kebutuhan tersebut.
Berikut adalah daftar permintaan standar yang bisa Anda tanyakan kepada concierge hotel:
– Meminta penggantian sikat gigi, sisir, alat cukur dan peralatan kamar harian lainnya.
– Memberitahukan arah dan tujuan yang menjadi destinasi Anda, dan akomodasi terbaik untuk pergi ke tempat tersebut.
– Menawarkan rekomendasi terbaik serta kepastian reservasi dari restoran, pub, cafe atau destinasi lain yang ingin Anda tuju.
– Memberikan arahan untuk tempat-tempat alternatif yang bisa Anda kunjungi, seperti museum, taman, landmark bersejarah hingga pusat perbelanjaan terdekat.
– Memberitahukan tempat-tempat yang ditutup untuk umum atau jalanan mana yang harus dihindari karena kemacetannya.
Tidak ada permintaan yang terlalu besar untuk seorang concierge. Ya, bagi seorang concierge yang baik tidak ada permintaan tamu yang akan mereka tolak dengan alasan terlalu sulit. Namun, yang pasti permintaan Anda harus masuk akal dan beralasan. Contoh, Anda menginginkan sajian makan malam romantis dengan pasangan di restoran terbaik di kota tempat Anda berkunjung, kehilangan paspor atau menginginkan tiket konser di menit terakhir pertunjukkan akan dimulai, biasanya concierge bisa mengusahakan untuk mendapatkannya. Concierge yang baik memiliki hubungan erat dengan pihak-pihak terkait yang memungkinkan mereka untuk memberikan perlakuan istimewa untuk tamu.
Perkenalkan diri Anda pada saat check in. Setelah Anda check in di hotel, ada baiknya Anda mencari tahu siapa concierge yang bertugas dan mengenalkan diri Anda. Lebih baik lagi jika Anda mengirimkan surel terlebih dulu sebelum check in. Tersenyum dan berjabat tangan akan membuat Anda dihargai sebagai seorang tamu yang layak untuk mendapatkan servis terbaik. Ceritakan berapa lama Anda akan menginap dan juga jangan terlalu meminta terlalu banyak. Ingat, concierge juga seorang manusia. Jadi saling menghargai adalah sebuah permulaan sempurna dalam membentuk jalinan komunikasi yang baik.
Spesifik dan fokus kepada permintaan. Ketika menanyakan mengenai suatu rekomendasi, akan lebih baik jika Anda menjelaskannya dengan spesifik dan fokus. Maksudnya adalah concierge tidak bisa membaca pikiran Anda, jadi ketika Anda ingin rekomendasi terbaik dari mereka, alangkah baiknya jika Anda menjelaskannya terlebih dulu. Contoh, daripada menanyakan, “Di mana tempat terbaik bagi saya untuk makan malam?”, Anda bisa fokus dengan bertanya, “Saya mencari restoran seafood terbaik di kota ini?”
Jangan lupa untuk memberikan tip. Meski layanan concierge tidak mengharuskan Anda untuk mengeluarkan biaya tambahan untuk tip, namun memberikannya jelas akan lebih diapresiasi. Jumlah tip sangat relatif, tergantung dari rumit atau tidaknya permintaan yang Anda inginkan, dan kemampuan Anda untuk memberikan. Lagipula, tidak setiap hari Anda tinggal di sebuah hotel megah, membiarkan concierge membantu Anda. Dan membalasnya dengan berbuat baik jelas mampu memberikan pengalaman menginap yang sempurna.
Lalu, Seberapa Besar Anda Bisa Memberi Tip? Meski menganggap pelayanan concierge sebagai bagian dari etika melayani dengan baik, memberi tip adalah salah satu cara terbaik Anda mengapresiasi para pelaku hospitality. Namun, sebelum Anda memberikan, simak tip dari Brick Underground dalam memberikan tip yang realistis:
Manager: 75 – 175 dolar AS atau lebih.
Doorman, concierge: 25 – 150 dolar AS atau lebih (tergantung permintaan Anda).
Porter: 20 – 30 dolar AS
Petugas parkir: 25 – 75 dolar AS
Etika Memberi Tip di 17 Negara
Berikut adalah rangkuman tentang bagaimana Anda bisa memberi tip di 15 negara dari Conde Nast Traveler:
Emirat Arab dan Dubai
Pemerintah Dubai sebenarnya telah memberikan 10% potongan pajak untuk layanan jasa yang Anda terima di hotel, restoran dan bar. Meski begitu Anda bebas untuk memberikan mereka tip tambahan, jika Anda menginginkannya.
Afrika
Memberikan tip setidaknya akan membantu perputaran perekonomian di negara seperti Afrika. Johannesburg dan daerah yang sudah berkembang lainnya akan menerima dengan senang hati jika Anda berkenan memberikan mereka apresiasi lebih.
Mesir
Anda harus ekstra hati-hati apabila ingin memberikan tip di negara ini. Sebagian besar pemberi layanan hospitality tidak memintanya secara terbuka, namun sebagian lagi memang tidak menginginkan Anda memberikan tip. James Berkeley, President dari Destinations & Adventures menceritakan lelucon, bahwa pengemudi unta di Mesir akan mengajak Anda berkeliling dengan untanya dengan gratis, namun di akhir perjalanan ia akan meminta uang tip sebesar lima dolar AS, dan 20 dolar AS lainnya sebagai tip membantu Anda turun dari unta.
Maroko
Ada satu trik bagi Anda yang ingin memberi tip di Negara ini: “Anda bisa memberikan sejumlah uang saat berjabat tangan sambil tersenyum, dan mengucapkan terimakasih atas bantuan Anda,” ujar Joel Zack dari Heritage Tours.
Argentina
“Karena kondisi inflasi yang tak menentu, kebiasaan memberikan tip di Argentina akan membuat Anda memberikan biaya ekstra,” ujar spesialis travel Vanessa Heitner. Jadi siapkan uang lebih jika Anda ingin memuaskan banyak orang.
Brasil
“Warga Brasil akan menganggap serius setiap transaksi bisnis yang mereka lakukan,” ujar Jill Siegel dari South American Escapes. Jadi jika Anda ingin memberikan tip, sebaiknya lebih terbuka dengan ekspresi jabat tangan erat sambil memberikan tagihan beserta tip yang ingin Anda berikan.
Meksiko
“Sebaiknya Anda menghindari memberikan tip di Meksiko. Jika memaksa, Anda harus menaruhnya ke dalam sebuah amplop, atau memberikannya dalam bentuk barang,
Perancis
Hei, ini adalah negara dengan sejarah hospitality terbaik di dunia. Jadi alangkah bijaksananya jika Anda tidak memberikan sembarang tip kepada semua orang. Berkata terimakasih sambil sedikit membungkukkan kepala adalah penghargaan terbesar yang sangat mereka apresiasi.
Jerman
Meski menjadi yang terbaik apabila Anda menyinggung soal presisi, namun tidak ada standar terbaik jika Anda ingin memberikan tip di negara ini. Yang pasti, sebaiknya Anda memberikannya dalam bentuk mata uang euro.
Australia dan New Zealand
20 tahun yang lalu sang penerima tip akan langsung kehilangan pekerjaannya. Namun bila Anda tetap ingin memberikannya, lakukan secara diam-diam dan persiapkan waktu dan tempatnya dengan sempurna. Anda bisa memberikan tip sekitar 10 – 20 dolar untuk jasa seorang concierge.
Kamboja
Bersiaplah menerima ungkapan rasa terimakasih yang berlebihan jika Anda memutuskan memberikan tip di Kamboja. Bahkan sebagian cara mereka cenderung akan membuat Anda malu,” ujar P.S. Ferguson.
China
China tidak mengenal budaya tip. Namun jika Anda menginap di hotel mewah, biasanya pelaku hospitality akan menunggu Anda memberikannya. “Meski tidak ada kebijakan dari hotel yang mengharuskan Anda untuk memberikan tip, namun jika Anda tetap ingin memberikannya, lakukan secara diam-diam,” ungkap Guy Rubin dari Imperial Tours.
India
Ini adalah negara di mana Anda terbiasa untuk membayar segala sesuatunya murah. Jadi memberi tip bisa jadi aktifitas Anda kapan saja. “Banyak hotel di India yang mempunyai kotak khusus untuk memberi tip. Hal itu lebih disukai daripada Anda memberikannya secara individual,” ujar Victoria dan Bertie Dyer, pendiri India Beat.
Korea Selatan
Sebenarnya, tidak ada budaya memberikan tip di Korea Selatan. Namun Anda bisa membayar sopir dan porter sekitar satu dolar AS, dengan biaya standar sekitar 20 dolar AS. “Kebanyakan negara di Asia tidak punya budaya menerima tip, namun pemandu wisata, bellmen dan sopir terbiasa untuk menerimanya apabila Anda memberi,”ujar Walter L.Keats President dari Asia Pacific Travel.
Thailand
Ya, mereka menginginkan Anda untuk memberikan tip, baik secara terbuka maupun diam-diam. Jadi sisihkan sebagian dari rencana pengeluaran Anda untuk memberikan tip di Negara ini.
Jepang
Sebagian dari masyarakat Jepang tidak menerima tip. Profesi concierge, porter dan pelayan akan jelas menolaknya, namun bagi guide dan sopir mereka akan menerima secara diam-diam. Satu yang pasti, Anda harus mengeluarkan uang dengan nominal tinggi jika ingin memberikan mereka tip.
Yang Unik dari Pemegang Kunci Emas
Kami mendatangi empat petugas concierge penyandang emblem Les Clefs d’Or, dan menanyakan apa saja permintaan unik dari pelanggan hotel yang pernah mereka terima, dan usaha mereka untuk mewujudkan keinginan tersebut.
Sharezal Abdul Wahid – Director of Concierge Majestic Hotel Kuala Lumpur
Ragam keinginan unik dari tamu yang menginap di Majestic Hotel adalah makanan sehari-hari bagi Sharezal. Hingga di suatu pagi, ia menerima email dari istri salah satu tamu hotel yang ingin membuat pesta ulang tahun kejutan. Dalam pesta tersebut sang istri ingin memberikan ucapan selamat sekaligus memberikan enam kaleng bir kepada sang suami, tepat pada pukul tujuh malam.
Meski terdengar sederhana, namun merek bir yang dinginkan ternyata tidak diperjualbelikan di Malaysia. Sharezal mencarinya di supermarket, menghubungi supplier, mendatangi pabrik bir setempat dan berusaha menghubungi kolega di negara lain. Hasilnya nihil.
Setelah sempat putus asa, Sharezal akhirnya meminta pastry chef membuat kue berbentuk seperti kaleng bir yang diminta. “Dan tepat pukul tujuh, kami semua berdiri di depan pintu kamar dan mengucapkan selamat ulang tahun,” kenang Sharezal yang memutuskan mengejar gelar Les Clefs d’Or gara-gara pertemuannya dengan seorang concierge Les Clefs d’Or di Hong Kong.
Anjar Triantoro – Chief Concierge The Dharmawangsa Jakarta
Sebagai sebuah hotel bintang lima, tersedianya layanan concierge sekelas Les Clefs d’Or di The Dharmawangsa bertujuan untuk mempertahankan kualitas pelayanan yang diberikan kepada tamu yang menginap. Hotel ini menyediakan 24 jam layanan butler dengan keramahtamahan khas Indonesia.
“Selama ini kami berhasil mendorong kemampuan layanan concierge kami hingga batas teratas, demi kepuasan tamu,” ujar Andri.
Misalnya, suatu saat ada permintaan untuk mencarikan sebuah brand produk minuman yang tidak dijual di Indonesia, di mana produk tersebut merupakan produk dalam negeri, namun hanya khusus dijual di Amerika Serikat dan Eropa. Pria yang sudah bergabung dengan hotel Dharmawangsa sejak 1998 ini kebetulan memiliki hubungan baik dengan seorang Chief Concierge di sebuah hotel berbintang 5 di New York.
“Saya menghubungi dan meminta bantuan beliau untuk memenuhi permintaan tersebut,” jelas Andri “Memang hal ini tidak mudah karena terkait dengan regulasi bea cukai internasional yang sangat ketat dalam pengiriman barang tertentu. Namun, dengan hubungan yang sudah terjalin lama akhirnya saya bisa mendapatkan produk yang diminta.”
Segar – Group Chief Concierge Starhill Gallery
Segar mulai bergabung di Les Clefs d’Or Malaysia sejak 1998. Perjalanannya dalam berkarier menjadi proses perjalanan yang sangat menyenangkan. Jujur, menunjukkan kepedulian, dan hangat adalah tiga jurus utama Segar dalam memberikan layanan jasa terbaik untuk tamu.
Banyak cerita spesial yang ia rasakan dalam upaya memuaskan keinginan para pelanggan hotel dan Starhill Gallery, tempat sekarang ia mengabdi. Selain pernah memberikan hadiah kejutan berupa produk yang memiliki nilai sangat tinggi, ada satu cerita yang hingga kini terus melekat di hatinya.
“Saya pernah mendapatkan seorang tamu yang merupakan anak dari seorang tentara yang pernah tinggal selama tiga tahun di sebuah kamp tentara di Malaysia, saat berlangsungnya Perang Dunia 2, dan ia meminta saya menghantarkannya kembali ke tempat tersebut setelah 52 tahun berlalu,” kenang Segar.
Ini adalah sebuah permintaan yang penuh tantangan buat Segar, karena ia musti mencaritahu letak kamp tersebut.
“Saya lalu menggunakan jaringan Les Clefs d’Or untuk membantu mewujudkannya, dan diakhir kunjungan tamu tersebut menangis dan berkata bahwa ia mengalami pengalaman tak terlupakan,” ujar Segar. “Hingga kini ia dan keluarganya selalu kembali setiap dua tahun sekali, dan menjadi teman serta salah satu pelanggan setia kami.”
Hendri Hendriyanto Chief Concierge Keraton At The Plaza
Satu yang membedakan Keraton At The Plaza dengan hotel lainnya adalah program “Destination Discovery”yang mengikutsertakan tamu hotel untuk merasakan pengalaman terbaik bersama layanan concierge. Tujuannya adalah menciptakan kenangan yang tak akan mudah terlupakan karena concierge di The Luxury Collection mendapat tugas sebagai katalis, kurator dan juga guide bagi tamu.
Layaknya pilar yang harus tetap berdiri kokoh, concierge di Keraton mendapatkan pelatihan dan arahan dari Global Concierge program yang terdapat di seluruh jaringan Luxury Collection Hotels di seluruh dunia.
Selama 22 tahun mengabdi, Hendri, yang sudah menjadi anggota tetap dari Les Clefs d’Or selama 14 tahun, tentu memiliki kenangan unik dalam melayani keinginan tamu.
“Satu yang saya ingat adalah seorang tamu yang ingin mengunjungi Universal Studio Singapore setelah kunjungannya ke Indonesia selesai. Ia mengatakan bahwa sistem pemesanan online saat itu sedang mengalami masalah, sementara ia sangat membutuhkan tiket masuk ke wahana hiburan itu dengan cepat,” kenang Hendri.
Hendri lalu menggunakan jaringan Les Clefs d’Or dengan menghubungi koleganya di hotel yang nantinya akan dikunjungi oleh sang tamu, dan berhasil mewujudkan keinginan sang tamu.
“Itu salah satu bukti bahwa jaringan persahabatan yang ditunjukkan para pemegang kunci emas benar-benar bisa diandalkan,” tegas Hendri.