Bulan besar yang ditunggu-tunggu, bulan Ramadan, akan tiba dalam hitungan hari. Kali ini perasaan haru biru sangat terasa di dalam dada, betapa pandemi ini membuat Ramadan begitu penuh tantangan. Namun tidak ada alasan untuk berlarut-larut dalam challenge kehidupan, harus mampu berdiri tersneyum, menjaga perasaan untuk tetap bersyukur dan bersemangat, Ramadan adalah bulan penuh rahmat. Coba pandangi dan nikmati segala sesuatu yang indah, misalnya serap warna-warni indah yang terpancar dari batu-batu semi mulia seperti emerald, safir biru dan merah jambu, tourmaline, rubellite, kunzite, turquoise, opal, dan Mutiara putih. Bebatuan mulia penuh warna dan mutiara ini, diikat dengan emas bertepi lacquer. Diciptakan oleh Dior untuk menghiasi jemari, pergelangan, leher, dan telinga. Ini adalah koleksi ‘Dior et Toi’ dari lini perhiasan Dior Joaillerie. Dior et Toi pengembangan dari genre perhiasan Toi et Moi, yang artinya ‘Engkau dan Aku’, berupa cincin bermata dua yang kedua mata cincinnya tidak bertemu. Genre perhiasan ini pertama muncul ketika tahun 1796 Napoleon Bonaparte menghadiahi Josephine de Beauharnais dengan cincin bermata dua bersanding. Lalu tahun 1953 John F. Kennedy juga menghadiahi Jacqueline Bouvier dengan Toi et Moi.
Semangat Dan Keindahan Berdua
Hingga kini genre ini selalu mengesankan banyak wanita, termasuk Victoire de Castellane, yang saat ini menjadi creative director untuk Dior divisi perhiasan. Ia membesut koleksi Dior et Toi ini dengan cantik, kaya akan detail yang romantis, dan berani memadu-madu aneka warna bebatuan dalam satu perhiasan. Victoire juga membawa konsep cincin Toi et Moi ini kebentuk perhiasan lain seperti anting-anting, gelang, jam tangan, dan kalung. Tidak hanya melulu bermata dua, ada juga cincin yang akan memeluk dua jari dan bermata tiga. Tata dan siluet bebatuan dibuat asimetri, sehingga berkesan kaya akan pilihan. Seperti kehidupan.
Foto: Dior