Hidup terpisah disaat yang bersamaan, ini adalah pesan Berluti fall/ winter 2021 yang disiarkan tadi malam, waktu Jakarta, secara broadcast, melalui koleksinya dan instalasi untuk presentasi ini. Pesan ini merupakan ungkapan dari kondisi saat ini dan membuat manusia menemukan jati diri kembali, menurut direktur artistik Berluti, Kris Van Assche, yang tahun ini merupakan tahun ketiga ia di posisi ini.
Van Assache yang sukses menuangkan kode jenama sepatu asal Italia ini dalam koleksi ready-to-wear, corak patina-nya yang terkenal tersebut, membuat instalasi digital yang digunakan sebagai runway model. Instalasi ini dibuat berbasis social distancing dengan menggambarkan garis dan petunjuk dimana kita berdiri, seperti halnya di tempat umum dan didukung dengan tata cahaya yang membuat seakan ada perubahan dari satu lokasi ke lokasi lain.
Koleksinya sendiri terlihat sangat berwarna, persis seperti warna-warna patina Berluti. Van Assche mengadopsi teknik letak dan padu-padan warna pelukis Lev Keshin, yang juga berkolaborasi untuk koleksi ini. Sehingga warna tersebut menyatu dengan kain dan mengikuti tekstur kain. Dimana Van Assche banyak bermain dengan tekstur untuk koleksi ini, seperti wool, kasmir, rajut dan kulit yang dianyam. Dimainkan dalam palet warna gradasi kontras antara oranye dan toska, coklat dan oranye, marun dan khakis, hijau dan fuschia. Sangat beragam dan membuat koleksi ini sangat menarik.
Apalagi Van Assache sepertinya sudah meninggalkan gaya street yang membosankan, dan kembali ke karakter desainnya, sartorial dan tailoring. Variasi berbagai blouson, jaket sport dan bomber yang dipadankan dengan turtle neck dan berbagai kemeja, begitu menarik dengan kombinasi warna-warna ini. Apalagi dibuat diatas material kulit yang luks. Untuk aksesoris, Van Assache menambahkan bucket hat dari wool kasmir bertekstur dan tas-tas tangan, dengan material kulit, dalam berbagai ukuran seperti tote bag dan cross body bag. Koleksi yang minimalis dengan hasil tampilan yang maksimal dan luxury.
Foto dok. Berluti