Seringkali jam tangan dibuat berdasarkan fungsi yang juga mengutamakan desain untuk pemakaian yang lebih luas, mulai sebagai penujuk waktu hingga pelengkap sebagai aksesoris untuk acara yang lebih resmi. Jam tangan seperti ini, sudah banyak dibuat. Tapi Breitling akhirnya mengeluarkan jam tangan dari keluarga Chronomat untuk kategori All – Purpose Sport Watch. Yaitu jam tangan yang bisa digunakan sebagai apapun untuk kondisi apapun.
The New Superchronomat, adalah jam tangan Breitling yang paling berani dan tegas yang pernah dibuat, dan ini merupakan jam tangan yang ditujukan bagi yang ingin tampil gaya di malah hari, tapi sering menjalani tantangan berat di medan apapun. Jam tangan ini terinspirasi dari Frecce Tricolori, aksi akrobatik angkatan udara Italia pada tahun 1983. Maka dari itu, jam tangan ini terdiri dari tiga warna, yang mewakili dari aksi akrobatin tersebut, dimana pesawat tempur mengeluarkan asap berwarna hijau, merah dan putih.
Jan tangan ini hadir dalam tiga versi, dua terbuat dari stainless steel dengan dial hitam dan biru, dengan dial coklat untuk yang ketiga. Ketiganya berukuran 44mm dengan fitur chronograph yang memiliki tenaga berasal dari COSC-certified Breitling Manufacture Caliber 01, yang bisa menyimpan tenaga hingga 70 jam.
Seperti namanya, Super Chronomat 44 Four Year Calendar, juga memiliki fitur semi perpetual kalender yang hanya perlu disesuakan empat tahun sekali atau setiap 1.461 hari sekali. Yang mana ini hadir dalam dua versi, dengan dial hitam dan biru yang keduanya juga menggunakan red gold 18k sebagai elemen dekorasi pada bazel.
Desain jam tangan yang berukuran cukup besar ini sangat maskulin dan tegas. Ditambah dengan penggunaan material stainless steel dan rose gold pada case serta stainless steel (juga) dan rubber versi Breitling yang dinamakan black Rouleaux pada strap. Dengan pilihan warna yang kromatik seperti besi, biru navy, hitam dan red gold, jam tangan ini mampu memenuhi kebutuhan pengguna untuk saat apa saja. Termasuk menyelam hingga di kedalam 200 meter dibawah permukaan air.
Foto dok. Breitling