Berprofesi sebagai fashion designer selama lebih dari 30 tahun bisa dikatakan adalah sebuah jaminan yang memastikan bahwa Michael Kors telah berhasil membangun brand dengan DNA-nya sendiri. Dan walaupun saya pribadi bukan penggemar koleksi yang dipasarkan di Indonesia, tapi saya selalu berdecak setiap kali melihat rangkaian koleksi runway yang rutin dia hadirkan dalam setiap perhelatan pekan mode dunia. Michael Kors adalah perancang yang paham benar cara berpikir “old money people”. Detail, atribut, atau logo berukuran besar, sudah bukan sesuatu yang dilirik kalangan tersebut, karena menurut mereka sebuah produk dinilai dari kualitas yang holistik. Nah, dalam hal ini koleksi Michael Kors memiliki kualitas tersebut, yang bisa dengan mudah ditangkap oleh mata telanjang. Tengok saja bagaimana ia memikirkan keseluruhan “detail” pada setiap potong busana, mulai dari cutting dan pola, jenis material yang dipilih, palet warna yang diaplikasikan, dan tentunya jahitan serta finishing yang kesempurnaannya melebihi kualitas jalan tol yang dibangun di negeri ini!
Dan usai melihat rangkaian koleksi yang mengangkat tema urban resort – tentu bukan sembarang urban, tapi urban sekelas East Hampton yang memang dikenal sebagai area tempat para jet setter NYC bersantai di akhir pekan– rasanya pendapat saya tentang Michael Kors tidak lebay. Koleksi kali ini banyak menghadirkan unsur warna putih, nude, hitam, serta warna lime, poppy dan gold, yang hadir dalam wujud palazzo, kaftan, blazer, sarong skirt, dress, hingga swimwear. Detail fringe dan sequins sesekali hadir dan berfungsi sebagai “pemanis” saja. Dilengkapi aksesori berupa clutch bag, flats dan strippy sandals, serta jewelry berdesain sculptural, kesan rileks tetap tertangkap kuat. Rangkaian koleksi ini memang merayakan dan memanjakan kenyaman tubuh ketika traveling (atau healing?) ke berbagai penjuru bumi.
