Pandemi terbukti mendorong siapa saja untuk berpikir lebih kreatif, untuk membuat sesuatu di luar kebiasaan tradisi hingga terbentuklah satu New Normal. Pemikiran kreatif ini melahirkan sejarah baru bagi industri fashion Indonesia, ketika Yudha Kartohadiprodjo dari Prana Dinamika Sejahtera mengajak Femina Magazine dan luxury media patform LUXINA.ID menggelar satu fashion show digital berbasis eCommerce. Ide ini disambut bagai kuda yang lepas dari kungkungan ‘stay at home’ dan ‘social distancing’. Setelah 9 minggu kebanyakan waktu tersita secara personal, sudah selayaknya berbuat sesuatu untuk masyarakat lebih luas, berusaha bantu memanaskan lagi industri fashion yang sangat terdera oleh pandemic Covid-19. Sekaligus mengakomodir hasrat setiap fashion enthusiast untuk bisa kembali terlibat di dalam riuh rendah aktifitas fashion.
Persiapan Indonesia Digital Fashion Stream
Seminggu sebelum acara, masing-masing pihak segera menurunkan jenderalnya untuk langsung mengeksekusi ide. Femina Magazine menurunkan Tenik Hartono, dan Luxina.id menurunkan Syahmedi Dean, keduanya bertindak sebagai Executive Producer untuk melahirkan program Indonesia Digital Fashion Stream, sebuah pertunjukan fashion show online yang berbasis eCommerce. Rapat mendadak lewat Zoom dan Whatsapp Group, melibatkan Nora.id yang dibutuhkan untuk memproduksi video fashion show. Pemilihan jenama fashion yang tepat untuk diketengahkan tidak melalui perdebatan yang panjang, semua setuju ketika jenama Purana Indonesia disebutkan, alasannya adalah Purana pada momen ini masih segar meluncurkan produk baru Purana Resort 2020, lalu jenama ini mampu mengakomodir pemikiran team untuk mendukung gerakan bangkitnya Local Brand yang sangat perlu untuk dikibarkan, kemudian tingkat collaborative yang tinggi, dan yang paling penting, ketika pertama kali dihubungi untuk proyek ambisius ini langsung mengiyakan tanpa sekedip keraguan.
Di Antara PSBB Dan Ketegangan Digital Di Balik Masker
Fashion Editor Femina, Rajasa Prameswara, memutar otak untuk melakukan 20 styling dan memilih lokasi syuting di antara peraturan PSBB yang rentan menimbulkan masalah. Sementara hasil rapat memutuskan syuting tidak menginginkan lokasi syuting berada di dalam rumah karena dianggap menyesakkan dada, di saat banyak orang tertahan di dalam rumah tim harus bisa memberi rasa lega, rasa alam terbuka namun tetap mencerminkan social distancing, rasa yang sesuai dengan spirit koleksi resort. Dengan masker-masker menutup separuh wajah, setiap anggota tim bergerak sesuai tugas yang diemban, ada yang mengambil footage ke butik Purana di Menteng, mencari hutan yang tidak harus ke luar kota Jakarta Raya (ternyata ditemukan di Jalan Gatot Subroto), tim Yudha Kartohadiprojo sibuk dengan persiapan teknologi pendukung acara dan teknis eCommerce bagaimana yang bisa diterapkan. Tenik Hartono meminta trial jauh-jauh hari, General Rehearsal ia buat dua kali, pertama di H-1 dan kedua di beberapa jam sebelum acara. Detik-detik digital terasa sangat cepat, suasana sangat menegangkan, untung ada masker sehingga tidak ada yang bisa melihat mimik bibir setiap orang yang serius menjelang countdown. Nonita Respati, creative director Purana, dengan lembut melalui semua proses persiapan, membuat suasana terjaga tenang. Tenik Hartono, melakukan konfirmasi kehadiran para chief editor dari media-media nasional. Syahmedi Dean, menghubungi guest satu persatu untuk bisa hadir secara digital (Rajasa Prameswara secepat kilat menyebut tetamu digital ini dengan Fashion Streamer, semua setuju, tak ada yang membantahnya.) Prana Dinamika Sejahtera mengerahkan armada majalah Femina, Gadis, Ayahbunda, untuk menjangkau publik lewat kanal-kanal yang mereka miliki.
Episode Pertama, Tunggu Episode Selanjutnya
Ketika acara dimulai, tamu sangat antusias, kolom chat di zoom langsung ramai saling sapa, ada yang mengungkapkan tak sabar menunggu acara seperti ini. Di balik itu kendala teknis tetap berlangsung, Tenik Hartono memastikan semua panelis aman online, Rajasa Prameswara mendadak hyphenate, multi-tasking, di daulat sebagai host di bawah supervise Tenik Hartono dan Syahmedi Dean, dijajal berulang-ulang untuk mengucapkan greeting pada opening (ketika acara berlangsung ada yang bekomentar di chat bar untuk Rajasa, ‘The New Sari Nila’, komen yang tentu saja super positif). Pada jam yang ditentukan, akhirnya lahirlah Indonesia Digital Fashion Stream (IDFS), satu digital fashion show berbasis eCommerce, sesuatu yang menorehkan sejarah bagi industri fashion Indonesia. Satu pemikiran yang tidak bisa menyerah pada keadaan pandemic yang mendera, setiap orang harus bisa kreatif dan hidup ‘larger than life’. Edisi perdana IDFS ini tak luput dari kekurangan terutama teknis, namun itu tidak membuat surut untuk lahir edisi selanjutnya. Seperti kata Rajasa Prameswara pada kalimat penutupnya sebagai host: ‘Ingat, ini baru episode pertama dari Indonesia Digital Fashion Stream, tunggu episode selanjutnya!’