Dari sekian banyak wastra Indonesia, tenun sutra alam Garut termasuk yang melesat dan digemari banyak wanita tanpa banyak gembar-gembor. Tenun ini memiliki pilihan warna yang variatif dan tekstur tenunannya yang lembut. Deden Siswanto, desainer yang berbasis di Bandung, salah satu desainer yang kerap mengusung kelembutan tenun Garut untuk bahan ia berkreasi. Seperti pada satu koleksi yang baru saja ia tampilkan di Surabaya Fashion Parade XIII yang berlangsung di Four Points Pakuwon Indah. “Ada banyak sekali warna-warna yang tersedia di tenun Garut, lalu untuk menghindari stereotipe, saya memilihkan satu palet warna yang berbeda,” ujar Deden kepada Luxina via telepon menjelaskan kenapa ia tidak memilih warna-warna tenun Garut yang popular seperti biru, merah, oranye, kuning, dan hijau. Sebagai gantinya, Deden memilihkan warna-warna yang kalem seperti dusty pink, dusty green, dove, oyster, dan warna gading.
Multi-Layer Dan Strategi Outer
Gaya rancangan bermain di multi-layer, saling tumpuk, memadukan berbagai jenis tenun, mempertemukan berbagai ragam tekstur. Deden menciptakan pilihan outer ala cape yang menutup badan lalu dirampingkan dengan simpul tali di pinggang. Kelihatannya cukup sulit untuk dikenakan, namun Deden mengatakan bahwa pemakaian outer ini sangat mudah karena dibalik outer ini Deden telah menciptakan vest tempat outer menempel, sehingga ketika memakainya outer akan duduk dengan mudah di bahu dan badan. Selain tenun Garut, Deden melengkapi rancangannya dengan bahan tulle dan katun, lalu sebagai aksen ia menambahkan sentuhan macramé yang diletakkan pada dada bagaikan kalung.
Tim Produksi Produktif Di Masa Pandemi
Kenapa Deden mempersembahkan karyanya ini di Surabaya? Menurutnya ini merupakan kesempatan yang baik bisa bekerjasama dengan Surabaya Fashion Parade (SFP). Sebagai salah satu pengurus di Indonesia Fashion Chamber (IFC), Deden melihat SFP ditangani dengan cukup serius dan semakin maju. Deden pun menilai bahwa desainer-desainer di Surabaya beruntung karena mereka terfasilitasi dengan sarana yang baik, selain mereka sendiripun tergolong sebagai desainer-desainer yang bermotivasi kuat, mau belajar, banyak bertanya, dan menerima masukan karena pemikiran yang terbuka. Ketika wawancara berlangsung, Deden sudah berada di kota Bandung, menggiatkan tim produksinya agar bisa tetap berpenghasilan di masa-masa pandemi seperti ini. Manifestasi terbarunya adalah kreasi Deden sejak bulan Agustus 2020 lalu bisa ditemukan di Herbal House, Jalan Sumur Bandung No. 6, Bandung. Tim produksi juga membuka jasa untuk desainer-desainer lain yang butuh pengerjaan produksi rancangan untuk keperluan fashion show atau permintaan klien. Semangat.
Foto: Surabaya Fashion Parade