Tanah yang tertutup daun kering, pohon kering artifisial lengkap dengan gelimang lumut disekitarnya serta latar belakang layar bergambar hutan persis seperti situasi di dalam hutan-hutan Eropa di musim gugur. Namun bangku-bangku panjang berlapis cermin untuk penonton merupakan pemandangan yang kontras, hingga fotografer pit yang menyerupai kubikel trapesium juga dilapis cermin. Inilah pemandangan di dalam Grand Palais fashion show Chanel di hari terakhir, Selasa 6 Maret, pekan mode Paris fall/ winter 2018.
Otak seorang Karl Lagerfeld, mungkin tidak pernah berhenti bekerja secara kreatif dalam mewujudkan setiap presentasi fashion untuk Chanel. Presentasi hutan Chanel ini terinspirasi dari warna-warna musim gugur yang romantis. Warna-warna natural seperti gradasi coklat, hitam, abu-abu, hijau, merah marun dan terakota.
Imajinasi yang tidak terbatas dalam membuat koleksi ini juga terlihat pada setiap potong material tweed, lace, sutra, wool, kulit dan bulu rubah yang menghasilkan stelan Chanel suit, long coat, dress panjang, Gabriel bag hingga boots dengan warna bronze dan silver. Jaket puffy panjang dan pendek hinga cape pendek tampil harmonis dan romantis.
Presentasi spektakuler ini diakhiri dengan deretan gaun malam hitam dengan sarung tangan berwarna warni yang kontras dan sepatu lace-up berunjung runcing. Ditambah dengan model rambut yang diikat keatas dengan effortless.
Bukan Karl Lagerfeld bila pada setiap presentasi untuk Chanel terlihat sederhana. Dan untuk tetap mempertahankan keunggulan ini, selama puluhan tahun, bukanlah sesuatu hal yang mudah.
Foto dok Chanel