Tanggal lima, bulan lima tahun 1921, seratus tahun yang lalu, lahirlah sebotol parfum yang melegenda dan diakui sebagai parfum yang paling tenar lintas generasi hingga saat ini, namanya Chanel No 5. Diangkat oleh Gabrielle ‘Coco’ Chanel, sosok yang mendirikan rumah mode Chanel mulai dari tetes keringatnya sendiri hingga berhasil tumbuh besar sampai saat ini. Seratus tahun yang lalu tersebut, Coco berpikir bahwa sudah saatnya rumah mode yang ia dirikan ini memiliki luxury fragrance, untuk melengkapi kebutuhan klien-kliennya. Seperti layaknya inovasi yang telah Coco buat dengan menciptakan Chanel jacket, celana panjang untuk wanita, penggunaan bahan jersey yang fleksibel, Coco juga memikirkan inovasi apa yang perlu ia besut untuk parfum barunya ini. Ia ingin wewangian yang modern, berbeda dengan parfum-parfum yang sudah ada di Paris. Satu konsep pemikirannya tentang parfum yang dikenang banyak orang adalah “A Woman should smell like a woman, not like a rose.” Untuk mencapai pemikirannya ini, Coco merangkul Ernest Beaux, seorang perfumer dari Rusia yang piawai menciptakan wewangian untuk wanita. Ernest dengan ketajaman indra penciuman kelas wahid, membuatkan Coco satu komposisi wewangian yang visioner, wewangian yang pertama kali menggunakan kandungan aldehydes. Ernest menyajikan 10 formula di dalam 10 botol, Ernest menandai botol dengan angka: 1, 2, 3, 4, 5, 20, 21, 22, 23, dan 24. Dan, Coco memilih No. 5.
Suara Profesi Enam Sosok Dari Chanel No. 5
Apa yang dilakukan rumah mode Chanel untuk merayakan usia seabad ini? Ternyata sebuah perayaan yang berbeda, bukan perayaan yang hedon sekejap dan kehilangan makna kehidupan, tetapi perayaan yang mengingatkan kembali bahwa kita semua harus bangkit menyuarakan pendapat kita, demi kemajuan bidang yang kita tekuni. Chanel mengajak 6 tokoh dari disiplin profesi yang berbeda, mereka adalah Marion Cotillard dari industry film; Marie-Agnès Gillot seorang ballerina dan koreografer; Hung Huang seorang ikon media fashion dari Cina; Laurie Santos seorang psikolog; Graydon Carter mantan wartawan dari majalah Vanity Fair; dan Lil Buck seorang penari. Mereka membawakan pemikiran dan semangat mereka tentang profesi yang mereka emban. Buah pemikiran mereka tersebut ditampilkan dalam sajian film pendek berjudul ‘Celebrity By’