Kim Jones benar-benar merubah semua arahan artistik untuk koleksi pria Dior. Bukan hanya dari garis desain dan potongan, tapi bagaimana ia mewujudkannya sehingga tetap relevan dengan waktu saat ini.
Pada presentasi kedua-nya setelah menjabat sebagai direktur artistik Dior Men, di Tokyo, Jepang, pada 30 November lalu, jelas terlihat gaya Kim Jones pada sebuah presentasi fashion. Dengan meletakan patung raksasa robot wanita sebagai center piece, dan ini merupakan kedua kali, setelah show perdananya di Paris, meletakan patung KAWS sebagai center piece.
Kim Jones memilih Tokyo, karena ia merasa memiliki hubungan yang sangat erat dengan kota ini, terutam Jepang. Kim banyak mengenal berbagai seniman Jepang dan Tokyo adalah kota yang kaya dengan berbagai unsur kultur yang kuat namun sangat modern disaat yang bersamaan. Serta, penduduknya yang sadar akan fashion.
Kim Jones menggali sangat dalam setiap arsip peninggalan Christian Dior dan mewujudkannya dalam versi yang sangat modern yang tidak terpikirkan oleh orang lain. Namun dengan daya pakai yang sangat tinggi untuk pria.
Ia menciptakan kolaborasi yang luar biasa, namun sebenarnya Kim sudah melakukan kolaborasi lain saat bekerja untuk Louis Vuitton. Pengolahan karya kolaborasi yang dikemas dengan mantap pada sisi tertentu seperti seniman aksesoris, Yon Ambush, semakin memperkuat karakter Dior Men. Kim Jones telah menciptakan ikon baru Dior lewat kolaborasi-kolaborasi ini. Seperti John Galliano menciptakan Saddle Bag di era-nya.
Bar Jacket Dior, yang sesungguhnya untuk wanita, ternyata juga terlihat maskulin saat dipakai pria. Tanpa merubah pola, Kim Jones membuatnya tampil maskulin. Berbagai eksperimen dilakukan Kim Jones dalam menciptakan material yang tidak bisa untuk koleksi ini.
Tonton wawancara lengkapnya di video pada artikel ini.
