Hijau daun, biru langit, warna aneka flora tropis, terserap gamblang ke dalam koleksi Spring/Summer 2020 PURANA. Lebih dari itu, bukan hanya warna yang diserap, namun ringannya gerakan dedaunan yang tertiup angin juga tertransfer ke eksekusi desain yang mudah melambai, berkibar dari gaya berpakaian multi-layer. Purana memang tampak semakin mengkhususkan diri ke leisure wear atau cruise wear, jenis pakaian santai khusus pelesiran, yang diharapkan tetap bisa stylish dan instagramable dalam cuaca liburan terik, berangin, sambil berlari-lari menghidari gerimis. Walau ter set up berkesan liburan, setiap elemen koleksi Purana ini bisa juga (kalau pintar) dikenakan di aktifitas lingkaran sosial metropolitan (dengan catatan gaya rambut harus perfect shape, sleek). Sejumlah 30 look yang dipresentasikan terdiri dari dress, top, pantalon, short, cukup variatif, dengan porsi keseksian yang cukup.
Ketika Alam Menjadi Karya Seni Pakaian
“Sekarang ini para traveler senang memakai lounge set misalnya untuk long-haul flight, dan gaya ini juga ramah bagi mereka yang memakai jilbab,” ujar direktur kreatif Purana, Nonita Respati. Lounge set (setelan kemeja dan celana panjang longgar bermotif sama), hadir dari kolaborasi Purana dengan dua seniman asal Yogyakarta, Putud Utama dan Rara Kuastra yang tergabung jenama ‘Tempa’. “Dari karya seni dan desain Tempa yang sudah ada, kami membuat modifikasi untuk diaplikasikan di baju,” kata Nonita. Purana dan Tempa mengangkat keindahan vegetasi Indonesia, dibubuhi keindahan kearifan lokal seperti ‘teko blirik’ yang ikonik. Pada karya ini, Tempa berbagi kisah tentang sebuah keseimbangan, antara makhluk hidup dan semesta. Motif siang (berlatar putih) berkisah tentang setiap terbit matahari, suara seduhan air yang dituangkan ke gelas, kicauan dan tarian burung di udara. Motif malam (dengan dasar hitam) menyampaikan sebuah keseimbangan untuk mengistirahatkan pikiran. “Hadirnya bulan dan bintang adalah keheningan untuk merelakan datang dan perginya sesuatu,” papar Rara Kuastra dan Putud Utama, duo seniman Tempa asal Yogyakarta, atas ide di balik motif kolaborasi PURANA X Tempa.
Wearble Art Dan Serat Selulosa
Bagi Nonita, PURANA adalah wearable art. PURANA selalu membuka kesempatan untuk berkolaborasi dengan seniman dan pengrajin kain lokal yang membuat tenun, batik dan jumputan dengan tangan. Seniman Indonesia yang pernah berkolaborasi dengan PURANA misalnya Ruth Marbun yang juga memiliki latar belakang fashion design (2019), sedangkan ilustrator dan desainer Sarkodit (Aditya Pratama) pada 2018. Beberapa material untuk koleksi Spring/Summer 2020 ini antara lain fine cotton, breathable denim hingga cupro keluaran label Bemberg dari Jepang. Cupro, salah satu andalan PURANA, adalah serat selulosa regenerasi serat-serat pendek yang menempel pada biji kapas, yang ketika ditarik filamennya, menjadi berkilau seperti sutra. Material ini lembut, sejuk, namun juga cukup hangat ketika dikenakan di udara dingin.
Foto: Purana