Jacques Cavallier Belletrud, Master Perfumer Louis Vuitton, mengatakan pada saya, pada saat peluncuran perfume baru, Fleur de Dèsert eau de perfume, di Paris kemarin, untuk tetap bisa menciptakan wewangi harus terus merasa curious untuk semua hal-hal baru yang ditemukan. Belletrud mengatakan, ia sangat beruntung bisa mengeksplor berbagai macam kultur untuk bisa tetap mencari aroma baru, termasuk dalam menciptakan Fleur de Dèsert yang terinspirasi dari budaya Timur Tengah.
Fleur de Dèsert yang termasuk dalam keluarga Middle East Louis Vuitton Perfume, aromanya sangat mewakili namanya yang artinya “Bunga Padang Pasir”. Aroma awal yang tercium adalah aroma jasmine, orange blossom dan rose, yang ketiganya memang diambil dari Timur Tengah dan sering menjadi bahan utama di industri parfum Barat. Dan ini adalah ide utama Belletrud untuk perfume ini, menerjemahkannya dari sejarah awal wewangian yang berasal dari Timur Tengah serta ingin merayakan kontribusi Timur Tengah terhadap tanah kelahiran seni kuno ribuan tahun yang lalu.
Tapi karena ini Fleur de Dèsert adalah keluarga Middle East Perfume, maka tidak mungkin tidak menyuntikan aroma Oud ke dalam perfum ini. Maka dari itu, setelah diluncurkan Ombre Nomade pada tahun 2018, yang sepenuhnya beraroma Oud, dan setelah melewati berbagai proses perfume yang dibuatnya, Belletrud kembali menegaskan proses kreatifnya personalnya dengan wewangian Timur Tengah yang menebarkan aroma sophisticated dan kaya akan tekstur. Maka, pada Fleur de Dèsert, aroma akhir yang mendominasi adalah aroma Oud yang eksotik dengan sedikit sisa orange blossom dan jasmine.
Perfume ini sangat terbuka untuk pria maupun wanita. Karena aroma awal yang begitu berbeda dengan aroma akhir. Diawal mungkin sedikit (agak) feminin, tapi sekitar 2- 3 detik kemudian, aroma ini berubah maskulin akibat aroma Oud yang begitu dominan. Walaupun begitu, masih tetap relevan untuk wanita.
Foto perfume dok. Louis Vuitton, foto Belletrud : Rambo Ghozali.
