Kesuksesan eksebisi Christian Dior: Designer of Dreams yang pertama kali diadakan di Musée des Art décoratifs Paris, akhirnya mendarat di Tokyo, Jepang, setelah berkeliling kota besar di berbagai negara dunia. Eksebisi yang merupakan resume dari Dior Galerie di Paris ini sebenarnya hanya sebagian kecil dari koleksi dan warisan Christian Dior dan rumah mode Dior. Setelah sukses membuka pameran di Paris, London, Shanghai, Chengdu, Doha dan New York, pameran tersebut kini kembali membuka pintunya untuk audiens Jepang.
Pameran yang diadakan di Museum of Contemporary Art of Tokyo ini sudah dibuka sejak tanggal 21 Desember kemarin, Florence Müller kembali untuk mengkurasi desain archive milik Dior. Scenography yang didesain oleh Shohei Shogematsu menjadi alat untuk menampung visi dan misi milik Christian Dior selama bertahun-tahun lamanya, adalah salah satu daya tarik dari pameran kali ini.
Sejarah antara Dior dan Jepang sudah tak perlu dipungkiri lagi, Negeri sakura itu kerap menjadi salah satu pasar terbesar untuk Dior. Pameran ini juga menjadi ajang selebrasi kerja sama antar Jepang dan Dior, dieksplor dari desain, sketsa, dan dialog yang menunjukan hubungan kedua belah pihak. Pada tahun 1950-an, Permaisuri Michiko memakai desain buatan Dior dengan kain Jepang ketika menikahi Kaisar Akihito. Adapula desain John Galliano dan Raf Simmons yang menggunakan elemen Jepang dalam karyanya, entah lewat nama ataupun busana khas negeri sakura tersebut.
Setelah melihat deklarasi cinta Christian Dior terhadap seni, kita dusuguhkan dengan salah satu momen paling ikonik milik Dior – New Look. Ada pula pagian pameran yang di desain dengan mengedepankan bagian Jepang yang tidak banyak diketahui. Salah satunya ruangan yang terinspirasi dengan ruangan tatami dengan dinding pemisah ditengah kedua ruangan. Terlihat sekali bagaimana kedua belah pihak dapat mengintegrasi kreasi masing-masing untuk menciptakan pameran yang padu, hasilnya- enjoyable untuk audiens lokal dan tidak mengurangi esensi dari Dior itu sendiri.
Ruangan-ruangan populer seperti Whitewall yang berisi toile dress atau baju prototype dan Colorama turut hadir di Tokyo, tak hanya itu Lady Dior yang menjadi ikon rumah mode ini juga diberikan tempat untuk bersinar. Karya milik fotografer asal Jepang, Yuriko Takagi menghias dinding pameran tersebut, hasil jepretannya pun sungguh cantik. Yuriko Takagi menggambarkan tradisi dan juga keahlian tingkat tinggi yang dimiliki oleh Christian Dior. Foto yang dihasilkan terlihat seakan-akan bergerak – seperti gaun yang dipakai para model tersebut memiliki emosi dan cerita dibaliknya.
Bukan hanya karya sang disainer Christian Dior, namun desain-desain milik penerusnya seperti Yves Saint Laurent, Marc Bohan, Gianfranco Ferre, John Galliano, Raf Simmons dan Maria Grazia Chiuri bisa dinikmati oleh para pengunjung juga. Refleksi dari sejarah dan tradisi panjang yang sudah turun temurun di Dior.
Christian Dior: Designer of Dreams ini terbuka untuk umum dan pameran ini bisa dinikmati para pengunjung sampai dengan 28 Mei 2023. (Aliyah Difia Rahma)