Beberapa waktu lalu dunia fashion dikejutkan dengan konsep warna “pink is the new black”. Menggantikan warna hitam untuk busana formal, warna pink menjamur di berbagai belahan dunia, dikenakan oleh kaum wanita (tentu saja), dan kaum pria. Yang unik, para pria yang terkena dampak fashion warna pink ini sama sekali tidak terganggu maskulinitas-nya. Mereka tetap pria-pria penyuka wanita, dan para super-dad yang pemberani dalam hal mengekspresikan diri.
Di dunia horologi, pada pagelaran pameran jam tangan dan perhiasan terbesar di dunia, Baselworld 2016, warna pink memang belum mampu menjadi “the new black”. Alih-alih warna pink, biru muncul sebagai ikon anyar yang secara tidak disengaja nampak lebih mendominasi dibanding warna-warna lain pada dial (selain hitam tentunya).
Hasilnya, adalah berbagai jam tangan dengan pesona unik yang memadukan formalitas sekaligus informalitas pada saat yang bersamaan. Jam-jam ini menunjukkan bahwa suasana formal dapat diperlunak lewat kehadiran dial biru yang memesona, layaknya mata biru penyanyi legendaris Frank Sinatra, yang lewat suaranya mencairkan suasana, baik di acara-acara formal di Washington DC maupun yang penuh hura-hura di Las Vegas.
Bell & Ross Aeronavale
Keluar dari pakemnya yang serba mengotak, Bell & Ross Aeronavale menampilkan bentuk jam klasik berbentuk bulat dengan wadah dasar nyaris menyerupai bentuk C-Shape. Walau demikian, konsep yang diangkat tetap sama yaitu militerisme. Dan yang memperoleh kehormatan kali ini adalah para perwira penerbang angkatan laut dengan seragam upacara/formal berwarna biru dengan setrip keemasan yang gagah dan mewah. Dari sana, lah, tersua asal kata ‘aeronavale’. Jam yang termasuk dalam tipe Vintage BR Aeronavale ini terdiri dari dua tipe anyar, yaitu BR 123 – dilengkapi second hand – dan BR 126 Chronograph. Keduanya sama-sama memiliki bezel dengan insert terbuat dari alumunium berskala 60 menit, yang ditujukan untuk para pilot, bukan pembalap mobil alias bukan skala tachymeter. Dial terlihat lebih formal dan indah berkat motif sun-ray berwarna biru metalik. Terlihat serasi dengan hour-marker, jarum jam, serta angka pada insert bezel yang berwarna emas. Harga mulai dari 2.700 euro sampai 3.990 euro.
TAG Heuer Formula 1 Chronograph
Dunia balap mobil selalu menjadi salah satu inspirasi utama TAG Heuer. Dan salah satu yang menjadi tambang uang brand ini adalah seri Formula 1. Selain merupakan seri pemula yang bersahabat dengan kantong, seri ini juga dikenal tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan. Dan di Baselworld 2016 TAG Heuer Formula 1 Chronograph hadir dengan dial berwarna biru, serta indikator 1/5 detik dan jarum berwarna oranye. Kombinasi warna tersebut diperkuat dengan penggunaan strap berbahan nylon dengan kombinasi warna biru, abu-abu, dan oranye, yang memeluk case TAG Heuer Formula 1 Chronograph berwarna abu-abu dengan matte polished finish. Bentuk bezel anyar dan insert berskala tachymeter membuatnya sangat cocok digunakan di arena balap mobil. Tahan air sampai 200 meter, jam dengan kode CAZ1014.FC8196 ini dipersenjatai movement quartz buatan Swiss yang dapat diandalkan.
Blancpain Fifty Fathoms Bathyscaphe
Sejak lama seri Fifty Fathoms Bathyscaphe menjadi ikon dari Blancpain. Bukan lantaran ia merupakan jam dengan komplikasi rumit, karena nyatanya ia sangat simpel. Melainkan sejarah yang menjadikan jam ini sebagai jam penyelam pertama di era modern, berkat keteguhan dan perjuangan CEO Blancpain saat itu, yang sekaligus penggila kegiatan menyelam, Jacques Fiechter. Lantaran itu, Blancpain amat sangat berhati-hati dalam menghadirkan seri legendaris ini. Di 2016, dial biru tua dan insert bezel biru terbuat dari keramik, nampak mendominasi penampakan jam yang memiliki case terbuat dari material plasma gray ceramic yang pertama kali diperkanalkan pada 2014. Berkat materail unik ini, Blancpain Fifty Fathoms Bathyscaphe lebih kuat, lebih ringan dan lebih tahan korosi dibanding material tradisional seperti stainless steel. Ditenagai oleh movement manual winding Calibre 1315, dengan power reserved mencapai 5 hari, jam yang ditawarkan dengan dua pilihan strap dalam satu paket – nato dtrap tiga ring dan material kanvas – dijual dengan harga 12.800 dolar AS.
NOMOS Glashütte Neomatik Nachtblau
Warna biru juga menginspirasi NOMOS Glashütte watchmaking company dari Desa Glashütte, Jerman. Pemilihan warna biru gelap – midnight blue – untuk dial adalah bentuk apresiasi NOMOS pada warna biru yang tidak terbatas, baik di angkasa maupun di samudera. Untuk itu NOMOS menyajikannya tidak hanya dalam satu atau dua seri jam tangan, melainkan tiga. Mereka adalah Metro neomatik, Tangente neomatik, dan Minimatik. Dengan ketebalan hanya 3,2 milimeter, jam ini memiliki penampilan serba simpel dan clean yang memesona. Penampilan tersebut terasa harmonis dengan dial berwarna biru tua, lengkap dengan subdial pada posisi pukul 6. Movement yang digunakan adalah DUW 3001 automatic.