Bagaimana mewujudkan empat ekspresi manusia dalam look pakaian? Ekspresi marah, bahagia, ragu dan cinta? Jenama fashion Moral, yang merayakan tahun ke 10 keberadaannya di industri fashion Indonesia, mencoba menuangkan keempat ekspresi emosi tersebut dalam sebuah fashion show empat babak, yang berkolaborasi dengan 13 jenama lain untuk mendapatkan berbagai mood dalam satu karakter ber-DNA Moral.

Moral sebagai jenama fashion, memiliki komunitas yang cukup kuat (terutama) di Jakarta Selatan. Terlihat dari antusiasme para undangan dengan dandanan total yang mempresentasikan generasi Z, dengan berbagai karakter mereka sendiri-sendiri. Generasi yang terekspos dengan streetwear tanpa aturan, tanpa panduan gaya dan patron. Sehingga mereka menciptakan estetika sendiri dengan interpretasi sendiri tanpa intuisi style, komposisi dan proporsi. Dan Moral hadir dengan pendekatan yang sama, dengan estetika streetwear yang hampir menyentuh “luxury” yang membawa nilai-nilai komposisi baru dalam setiap koleksinya.
Keempat babak presentasi Moral ini, terlihat koleksi yang saling berhubungan, tidak terlihat terpisah. Jelas terlihat dari material yang digunakan. Koleksi ini banyak menawarkan potongan tailoring dengan format over size dan deskontruksi, serta suntikan disruptive yang membuat potongan tailoring dan jaket motor menjadi tak biasa. Mungkin ini bisa menjadi pendekatan untuk gen z agar lebih menghargai teknik tailoring yang memerlukan skill khusus dalam membuatnya. Selain itu, Moral juga banyak bermain dengan tekstur dan warna, yang membuat koleksi ini begitu kaya di atas berbagai potongan hybrid sporty dan tailoring, yang menampilkan look kasual hingga formal dalam versi avant garde. Flashy dan glamor, sporty, edgy, avant garde, semua ada dalam koleksi ini. Look yang memang disukai anak-anak generasi Z.

Desain dan kreatifitas yang ditawarkan Moral sangat menarik. Apalagi kalau setiap look ini di-breakdown menjadi per-pieces-nya. Jaket crop dengan efek kerut di punggung, rajutan pada jaket blouson, tekstur pleats pada beskap dan embellishment pada over coat. Terlihat bahwa koleksi ini cukup berpotensi untuk masuk ke ranah jenama fashion luxury Indonesia dengan pekerjaan rumah untuk lebih memperhatikan detil, finishing dan craftsmanship. Elemen yang paling esensial untuk meningkatkan berbagai aspek sebuah jenama fashion, agar tetap menjadi trend setter dan berbeda dari jenama fashion yang ada, karena Moral sudah berada di posisi tersebut untuk sebuah jenama lokal.

Yang berbeda lagi adalah presentasi ini diadakan di Dome, Senayan Park, dengan mengandalkan video mapping dan lighting, sebagai latar belakang show. Sesuatu yang masih jarang, atau bahkan belum digunakan di Indonesia, oleh jenama fashion lain. Di saat desainer lain berlomba ingin membuat fashion show di hotel berbintang, Moral justru tidak melakukan hal tersebut, dan menawarkan pengalan baru bagi penikmat fashion di Indonesia, terutama generasi z. Jangan sampai, perbedaan yang cukup siginifikan ini, yang sudah berada tepat di posisinya, yang pastinya juga dinginkan oleh creative director Moral, Andandika Surasetja, dengan kurangnya point di atas menjadi suatu halangan untuk menjadi jenama fashion luxury Indonesia. Happy 10 years anniversary to Moral!

