Clasutta pertama kali menyingkap tabir karya-karyanya untuk umum dalam pameran bersama pada bulan April 2024 lalu di Jakarta. Tak sampai setahun kemudian, Sutta, panggilannya, sudah hinggap di Singapura dalam pameran internasional ArtSG 2025 pada awal tahun ini. Sutta diusung oleh Whitestone Gallery, satu galeri yang berbasis di Singapura, dan telah lama menjadi rumah bagi seniman avant-garde dari Asia hingga Eropa. Sutta membawa 4 lukisan berjudul ‘Unjuk Gigi’, menampilkan perspektif dan sikap optimistik dan positive vibes terhadap absurditas, pelik dan beratnya kehidupan kota Jakarta.

Paradoks Clasutta di ArtSG 2025
Sebuah sikap yang tak mudah, sikap yang berusaha always look on the bright side of life, sesuatu yang menjelang langka saat ini. Empat lukisan dalam seri ini menggambarkan paradoks kekuatan dan kelemahan dalam kehidupan manusia, menggunakan metafora gigi – simbol universal dari daya dan ketahanan. Gigi palsu dalam toples, sebagai elemen utama karyanya, menyoroti betapa tipisnya batas antara keberanian autentik dan keberanian berlevel halusinasi. Lukisan Sutta sold out di dalam 3 hari pameran ArtSg2025.

Clasutta dan kawan-kawan
Selain Sutta, di ajang ini Whitestone Gallery juga membawa sejumlah seniman lain, yaitu:
Atsuko Tanaka, Chen Sai Hua Kuan, Conor Murgatroyd, Henrik Uldalen, Imhathai Suwatthanasilp, Jiang Miao, Karen Shiozawa, Kazuo Shiraga, Kazuyuki Futagawa, Kim Deok Han, Kohei Kyomori, Li Wei & Liu Zhiyin, Maharani Mancanagara, Madara Manji, Miwa Komatsu, Nurrachmat Widyasena, Philip Colbert, Shozo Shimamoto, Tsuyoshi Maekawa, Yasuo Sumi, Yu Kawashima, dan Yuko Nasaka.
