Untuk koleksi resort 2024, Ian Griffiths bersama Max Mara berangkat ke tempat yang waktu siang harinya lebih panjang dari tempat urban mana pun di muka bumi. Tempat tersebut adalah Stockholm, Swedia. Fashion show berlangsung di Blå Hallen, alias city hall, menampilkan petikan imajinasi Ian Griffiths, midsummer mood dan aura wanita-wanita Viking dengan hiasan belitan bunga di kepala. Motif floral, motif yang rasanya tidak pernah singgah di satu pun sejarah koleksi Max Mara, kali datang berkerumun dengan halusnya pada bahan-bahan sutra transparan yang mudah berterbangan. Bahan ini hadir dalam bentuk baju-baju panjang melambai, ada yang bergaris bahu off shoulder, ada juga yang usil diberikan kerah dan cuff formal. Ada sweater over-sized yang lengannya terbuat dari bahan mengkilap bersiluet menggelembung tumpuk, tipikal bentuk desain lengan gigot. Lengan gelembung ini juga diterapkan pada beberapa sweater rajut, dan ada juga pada lengan berbahan silk chiffon halus sehingga gelembung lengannya terkulai manja. Bicara soal motif floral tadi, ditransfer juga dengan teknik bordir ke bagian sleeveless trench coat, dan lengan sepotong gaun mini. Aksen Viking yang lain, adalah pom-pom dan tassle warna hitam yang menghadirkan suasana riang.
Syahmedi Dean
Syahmedi Dean adalah seorang penulis yang telah menerbitkan sejumlah buku dan juga seorang jurnalis Mode dan Seni. Ia sudah meliput London Milan Paris Fashion Week sejak tahun 2000. Ia lulus dari Fakultas Seni Rupa Isntitut Seni Indonesia Yogyakarta, Program Studi Desain Komunikasi Visual. Kemudian memulai karir jurnalistik di majalah Femina tahun 1996, lalu berturut-turut menapak naik ke media-media terkemuka nasional seperti majalah Harper’s Bazaar Indonesia, majalah Dewi, majalah SOAP, Harian Media Indonesia, dan majalah Estetika. Dengan segenap perjalanan karirnya, kini ia menjadi Co-Founder dan Editorial Director LUXINA.