Dimulai pada 1925 di jantung Roma, FENDI didirikan oleh Adele Casagrande dan Edoardo Fendi sebagai bengkel kulit dan bulu yang sederhana. Adele, sang matriark, bukan hanya pelopor bisnis, tetapi juga simbol kekuatan perempuan – visinya mengubah FENDI dari usaha keluarga menjadi rumah mode global. Di tahun 1950-an, lima putri Fendi (Paola, Anna, Franca, Carla, Alda) membawa angin segar: mereka merombak konsep luxury dengan inovasi seperti ready-to-wear bulu dan kolaborasi selama 54 tahun dengan Karl Lagerfeld (sejak 1965).

Seratus Tahun Simbol yang Melampaui Logo
Karl Lagerfeld, bersama Silvia Venturini Fendi (generasi ketiga), menciptakan ikon seperti tas Baguette dan Peekaboo, sambil memperluas FENDI ke ranah jam tangan, perhiasan, hingga desain interior lewat FENDI Casa. FENDI bukan sekadar logo “FF” atau motif Pequin. Warisannya terpatri pada material mewah dan teknik kinerja artisan. Selleria, lini tas pertama FENDI pada 1925, masih dibuat dengan tangan menggunakan Cuoio Romano dan benang lilin, dilengkapi plakat perak sebagai cap autentisitas. Bulu, yang awalnya bahan praktis, diubah jadi kanvas seni melalui teknik V inserts dan eksperimen Lagerfeld.


Ikon Pop-Culture & Kolaborasi FENDI
Simbol seperti Giano Bifronte (dewa Romawi dwiwajah) mencerminkan filosofi FENDI: menghormati masa lalu sambil menatap masa depan. Pada 2024, Crest FENDI menghadirkan seluruh kode ini dalam satu perisai. Tas Baguette (1997) bukan sekadar aksesori, tapi fenomena budaya. Dikenalkan Silvia Venturini Fendi, tas ini menjadi bintang di serial Sex and the City, dan Sarah Jessica Parker menyebutnya; “Ini bukan tas, ini Baguette!” Lebih dari 25 tahun, Baguette menjelma kanvas bagi seniman seperti Jeff Koons hingga Marc Jacobs. FENDI juga mengguncang industri lewat kolaborasi tak biasa: dari FENDI x SKIMS dengan Kim Kardashian hingga *FENDACE*—tukar kreator dengan Versace di 2021.

Warisan keluarga dari Roma
Roma bukan sekadar tempat lahir—ia adalah nafas FENDI. Dari pameran di Trevi Fountain yang direstorasi FENDI (2016) hingga pertunjukan di Kuil Venus (2019), kota ini jadi panggung abadi bagi kreasi mereka. Arsitektur Romawi tercermin di butik global FENDI, seperti Palazzo della Civiltà Italiana yang jadi markas mereka. FENDI tak hanya mengambil inspirasi, tetapi juga memberi kembali: proyek restorasi air mancur bersejarah dan instalasi seni kontemporer di ruang publik Roma membuktikan dedikasi mereka pada pelestarian budaya.

Masa Depan Seni dan Mode
Di bawah kepemimpinan Kim Jones (Couture) dan Delfina Delettrez Fendi (Perhiasan), FENDI terus merangkul masa depan tanpa melupakan warisan. Inisiatif seperti ‘Friends of FENDI’ dan ‘hand in hand’ (kolaborasi dengan pengrajin global) menunjukkan komitmen pada keberagaman dan kearifan lokal. Pabrik kulit FENDI Factory di Tuscany dan akademi menjahit mereka adalah investasi pada generasi artisan baru. Dengan semangat “Nothing is impossible”, FENDI tak hanya merayakan 100 tahun, tetapi juga menjanjikan seratus tahun berikutnya sebagai penjaga gawang seni, mode, dan cerita manusia.






Foto utama: 1986 – Fendi sisters dan Karl Lagerfeld