Edisi ketiga Indonesia Photo Fair (IPF) digelar pada 5-8 September 2024 di dua lokasi area Cikini, Jakarta Pusat: Taman Ismail Marzuki dan Kekini Ruang Bersama. Bursa ini menghadirkan karya foto dalam format cetak dan buku dari 31 kota di 9 negara yang telah diseleksi oleh tim IPF. Beberapa praktisi yang akan menampilkan karya foto cetak dan buku di Galeri S. Sudjojono dalam kompleks Taman Ismail Marzuki adalah Amir Masoud Soheili (Teheran), Baraka Syndicate Solo, Ghompok Collective (Palembang), Huseyin Güler (Istanbul), Lê Nguyên Phương (Hanoi), M’hammed Kilito (Kasablanka), Mardi Al Anhar (Padang), Meidiana Tahir (Jakarta), Rejeky Kene (Makassar), Rhiannon Hopley (Sydney), Shindy Lestari (Bali), Timur Angin (Tangerang Selatan), dan Yuji Haikal (Jenjarom). Sebagian partisipan berdomisili di sister cities Jakarta, menempatkan IPF 2024 bagian dari visi Jakarta sebagai kota global.
Tumbuhkan pasar fotografi Indonesia
Pergelaran ini menandakan pertama kalinya IPF diadakan secara mandiri, setelah dua edisi sebelumnya hadir sebagai bagian dari Jakarta International Photo Festival (JIPFest). Ia hadir untuk membentuk pasar karya fotografi – termasuk mempersiapkan praktisi foto untuk memasarkan karya mereka, dan menyediakan tempat bagi praktisi untuk bertemu langsung dengan peminat karya mereka. Cristian Rahadiansyah, Director Indonesia Photo Fair 2024, menyatakan, “Dari dua edisi Indonesia Photo Fair sebelumnya, kami melihat respons positif baik dari praktisi maupun peminat karya fotografi. Bursa ini mempertemukan pembuat dan peminat karya, sekaligus menumbuhkan pasar fotografi di Indonesia. Saat ini, IPF masih dalam tahap rintisan dan kami berharap dapat bekerja sama dengan ekosistem fotografi untuk menjadikan karya foto sebagai objek yang familiar bagi pencinta seni, pemilik properti, juga kolektor”.
Forum industri kreatif
IPF juga memberikan ruang bagi praktisi fotografi untuk memperkenalkan produk dan jasa mereka kepada publik melalui program Photo Market. Menempati area Galeri Emiria Soenassa di Taman Ismail Marzuki, area lokapasar ini diisi 11 peserta, yaitu Adorama, Ardiles Akyuwen & Friends, Bersoreria, Bursa Kamera, Ekta Imaging, Fenestra Imaging, LaSalle College Jakarta, Mahacaraka & Mahacharitra, PannaFoto Institute, Sekelakfoto, serta Unobtainium. Dalam usaha mengembangkan budaya koleksi karya foto, IPF mengorganisir 10 Fair Talks, yaitu rangkaian program wicara yang terbagi dalam tiga kategori: Book Forum, Artist Talk, dan Discussion. Dalam Book Forum, praktisi berkesempatan memperkenalkan publikasi foto yang mereka terbitkan. Audiens diajak mengenal karya seniman lewat Artist Talk. Dalam Discussion, pemangku kepentingan industri kreatif membahas isu yang berpengaruh pada pertumbuhan pasar fotografi di Indonesia.
Akses untuk publik
IPF juga membuka ruang bagi praktisi foto untuk berbagi mengenai karya yang tengah mereka kerjakan. Dalam seri program Sharing Session yang diadakan di Kekini Ruang Bersama, praktisi foto dari berbagai disiplin difasilitasi untuk mengadakan forum diskusi dan mendapatkan saran dan kritik dari sesama praktisi maupun peminat fotografi. Di lokasi yang sama, audiens juga dapat menikmati Photo Book Exhibition, yang berisi kurasi buku foto dari perpustakaan PannaFoto Institute – organisasi pendidikan fotografi yang merupakan penyelenggara IPF. Indonesia Photo Fair 2024 dapat diakses publik secara gratis, kecuali program berbayar Walking Tour. Inisiatif ini didukung oleh Pemprov DKI Jakarta, Ekta Imaging, Tees, Sekelakfoto, Living Loving, dan Manual Jakarta.