Setelah beberapa tahun terakhir ide-ide fashion di Paris luluh lantak dengan pengaruh trashy high-street mood, kini satu per satu rumah mode di Paris kembali ke akar dna sebenarnya, dna yang elegan, upper-class, chic by nature. Mood ini muncul dari rumah mode Givenchy untuk koleksi fall/winter 2024. Rumah mode ini berhenti untuk mencari-cari ide di pinggir jalan, mereka kembali menoleh ke dalam, ke arsip-arsip membanggakan milik Hubert de Givenchy, Bapak pendiri rumah mode Givenchy. Arsip tersebut membuka lagi aspek rancangan Pak Hubert, yaitu rancangan yang bervolume eksentrik, draping yang dramatis, garis leher sebagai focal points penentu total look, serta menjunjung tinggi dominasi warna hitam sebagai palet Parisian taste. Sepotong peacoat dibuat panjang sampai betis, sabuk pengikat yang biasanya dipinggang, kali ini pindah lokasi ke kawasan seputar paha, siluet peacoat nya lurus panjang, dikenakan dengan celana panjang berpipa loose kilap satin, super chic. Sepotong sweater hitam bergaris leher longgar melar dikenakan dengan rok hitam mini berdetail drape abstrak, padanan ini dikenakan dengan overcoat fur oversized yang membulat berwarna gradasi hijau sage. Welcome home, Givenchy.
Syahmedi Dean
Syahmedi Dean adalah seorang penulis yang telah menerbitkan sejumlah buku dan juga seorang jurnalis Mode dan Seni. Ia sudah meliput London Milan Paris Fashion Week sejak tahun 2000. Ia lulus dari Fakultas Seni Rupa Isntitut Seni Indonesia Yogyakarta, Program Studi Desain Komunikasi Visual. Kemudian memulai karir jurnalistik di majalah Femina tahun 1996, lalu berturut-turut menapak naik ke media-media terkemuka nasional seperti majalah Harper’s Bazaar Indonesia, majalah Dewi, majalah SOAP, Harian Media Indonesia, dan majalah Estetika. Dengan segenap perjalanan karirnya, kini ia menjadi Co-Founder dan Editorial Director LUXINA.