Seiring dengan semakin bangkitnya high-fashion di dunia dan juga di Jakarta, seperti jenama Sebastian Gunawan Signature dan jenama Didi Budiardjo, yang baru saja melepaskan koleksi gaun-gaun luxurious mereka, tentu saja kebutuhan akan perhiasan mewah semakin terbawa naik. Beberapa jenama luxury fashion pun kembali mengeluarkan High Jewellery yang sudah dipersiapkan dalam waktu yang cukup lama. Salah satu yang baru saja meluncur adalah koleksi Louis Vuitton Spirit, terdiri dari 125 perhiasan mewah terdiri dari batu mulia tsavorite yang disandingkan dengan variasi batu mulia lain seperti safir dari Srilanka, emerald dari Colombia, rubi dari Mozambique, dan tentu saja bebatuan berlian yang kemilau. Louis Vuitton membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mengumpulkan bahan-bahan perhiasan ini. Belum pernah Louis Vuitton menciptakan High Jewellery sebanyak ini, sampa-sampai artisan perhiasan di dalam rumah Louis Vuitton membutuhkan waktu lebih dari 40.000 jam untuk menangani detail demi detail. Desainya koleksi ini diangkat dari fauna di dalam cerita-cerita fantasi dan mitologi. “Bagai burung phoenix yang berasal dari debu dan terbang mengudara, atau seperti naga yang menyemburkan api penyelamat. Seperti inilah pemakai perhiasan Louis Vuitton menebarkan semangat, energi, dan kekuatan,” ujar Francesca Amfitheatrof, Artistic Director Louis Vuitton untuk jam dan perhiasan.
Syahmedi Dean
Syahmedi Dean adalah seorang penulis yang telah menerbitkan sejumlah buku dan juga seorang jurnalis Mode dan Seni. Ia sudah meliput London Milan Paris Fashion Week sejak tahun 2000. Ia lulus dari Fakultas Seni Rupa Isntitut Seni Indonesia Yogyakarta, Program Studi Desain Komunikasi Visual. Kemudian memulai karir jurnalistik di majalah Femina tahun 1996, lalu berturut-turut menapak naik ke media-media terkemuka nasional seperti majalah Harper’s Bazaar Indonesia, majalah Dewi, majalah SOAP, Harian Media Indonesia, dan majalah Estetika. Dengan segenap perjalanan karirnya, kini ia menjadi Co-Founder dan Editorial Director LUXINA.