Setelah season demi season melakukan presentasi fashion secara visual, akhirnya kali ini Christian Dior menghadirkan fashion show fisik, mengundang orang-orang dari lingkaran industri fashion (tidak sebanyak undangan sebelum-sebelumnya) untuk menyaksikan langsung Christian Dior haute couture fall 2021. Acara berlangsung di dalam kotak kubus yang di bangun di halaman Rodin Museum di Pari. Bangunan kubus diberi nama Chambre de Soie (artinya Kamar Sutra), seluruh bagian dinding dalam bangunan ini dilapisi tenunan serat dan benang-benang berbagai ukuran yang ditangani oleh seniman Eva Jospin, idenya dari Salle aux Broderies, satu kamar yang dipenuhi oleh kerajinan tangan bordir yang terinspirasi dari India di Palazzo Colonna, Roma. Pilihan kerajinan tangan di backdrop ini representasi haute couture, sebuah kinerja yang mengandalkan keahlian tangan hingga ratusan jam, bukan lewat mesin, bukan dibuat masal.
Backdrop Bordir dan Tweed Di Sekujur Badan
Selaras dengan apa yang dipampangkan di backdrop, koleksi kali ini banyak menampilkan bahan-bahan bersusun benang menjadi tweed, dengan tekstur yang dominan. Bahan-bahan ini melangkah lebih maju dari sekadar embroidery sebagai dekorasi ornamen, melainkan sebagai selembar kain bertekstur yang membangkitkan indera penglihatan dan raba. Beberapa rancangan berupa setelan skirt suit yang memakai bahan ini tidak saja ber-tweed di badan, sepatu botnya juga hangan berlapis bahan tweed dengan aksen garis asimetri bahan leather. Ada juga satu dress berbasis ide newlook khas Dior, berupa ample skirt (rok bias cut berpinggang sampai ke garis empire) bahan tweed, dipasangkan dengan top bahan knit mesh hitam yang seksi. Untuk gaun-gaun tanpa tweed, Dior mengembangkan kegemaran mereka akan Grecian goddess look, dengan bahan-bahan sutra yang dipilin-pilin, di silang-silangkan di leher dan pundak. Walau seri haute couture, koleksi tampak lebih fokus ke daywear, sehingga banyak dihadirkan elemen outerwear, power dressing, dan jaket-jaket khas Dior yang elegan.