Louis Vuitton selalu ingin membawa nuansa berbeda pada setiap presentasi koleksi cruise. Kali ini koleksi plesir ini dipersembahkan disebuah gallery seni di Selatan Perancis yang penuh dengan benda seni kontemporer tradisional, Foundation Maeght. Sebuah bangunan di puncak bukit yang didirikan oleh keluarga Maeght dalam mendukung seniman kontemporer seperti Joan Miró. Kontribusi Joan Miró untuk foundation ini adalah sebuah taman labirin dengan patung-patung batu berbentuk abstrak ciptaannya yang dijadikan sebagai runway untuk presentasi kali ini.
Koleksi Louis Vuitton cruise 2019 kali ini tidak begitu jauh berbeda dengan koleksi fall/ winter 2018/ 2019 lalu karena hadirnya si Archlight sneakers yang best seller dan jaket-jaket Napolleon dalam format millennial. Namun kesan playful hadir pada beberapa potong yang berkolaborasi dengan Grace Coddington, mantan direktur kreatif majalah Vogue Amerika. Kolaborasi ini menghadirkan objek dua ekor kucing peliharaan Coddington dan anjing milik Nicolas Ghesquiere (direktur kreatif Louis Vuitton untuk womenswear). Bukan hanya kesan playful tapi kesan usil karena objek hewan lucu tersebut hadir diatas monogram dan bentuk-bentuk pin dan patch pada tas hingga pakaian. Koleksi kolab ini akan segera bisa didapatkan pada bulan Oktober 2018 mendatang di butik Louis Vuitton tertentu.
Aksesoris seperti tas dan sepatu sudah pasti adalah fokus utama pada setiap koleksi Louis Vuitton. Tas Noe, kembali hadir lagi dengan transformasi yang sungguh berbeda dan modern tanpa kehilangan jejak “nenek moyangnya” yang asli. Tas Alma juga hadir kembali dengan tambahan objek kucing dan anjing yang menggemaskan. Sneakers Archlight hadir dengan format baru dalam bentuk boots se-paha dan ankle tanpa tali dalam warna gold, hitam dan coklat yang modern. Sepatu ini hadir disetiap look yang membuat semua koleksi terlihat hybrid.
Hybrid karena pada tampilan atas (pakaian) terlihat sangat luxury dengan potongan feminin dan androgini. Mulai dari dress tunik terusan pendek, blazer berstruktur, celana panjang, jumper, oversize shirt dan varian jaket biker yang dimodifikasi. Hybrid karena perpaduan semua ini adalah antara gen formal dan gen kasual. Material luxury dengan garis desain sporty. Jauh dari tampilan glamor harafiah yang sudah tidak relevan dengan masa kini. Namun hadir dengan glamorama seni berpergian, seni budaya dunia yang disinggahi dan adaptasi dari semua elemen tersebut yang seakan membuat berpergian begitu mudah saat ini. Semua hadir dalam berbagai warna pastel dan cerah. Sepertinya Nicolas Ghesquiere sangat menyukai warna hijau toska dan ungu dengan efek dusty yang vintage, karena warna ini hadir terkombinasi dengan apik pada beberapa motif pakaian hingga aksesoris.
Setelah kontraknya diperpanjang oleh Louis Vuitton satu minggu sebelum show ini berlangsung, tentu saja ini tidak menjadi koleksi terakhir Ghesquere untuk Louis Vuitton. Melihat kesuksesan koleksi sebelumnya yang juga semakin kental akan nafas street style dalam format luxury. Dan trend street style yang kini juga menjangkit pada pakaian wanita, membuat Louis Vuitton semakin yakin dengan kreatifitas Ghesquiere yang tidak kehabisan akal dalam mengolah the art of travel. Bravo!
Foto dok. Louis Vuitton