Salah satu yang istimewa dari Milan Fashion Week kali ini adalah presentasi jenama luxury Loro Piana, menampilkan koleksi fall/winter 2024-2025. Koleksi ini dibuat khusus untuk merayakan 100-Year Heritage, seabad usia Loro Piana memenuhi kebutuhan pakaian “quiet luxury”. Presentasi ini memaparkan keunggulan Loro Piana dalam pemilihan bahan, serat wol, bentuk pakaian, finishing, dengan mengetengahkan mesin carding yang diberi nama Bunga Thistle. Ini adalah mesin penyisir bulu-bulu wol menjadi lembaran mentah bahan, sebelum diolah ke pemadatan dan pewarnaan. Nama Thistle diberikan untuk mata mesin sisir yang dianggap bagaikan duri bunga Thistle yang mampu menggasak dan meningkatkan tekstur bahan cashmere sampai ke standar level Loro Piana.
Fiber of Gods
Rancangan yang ditampilkan berbasis pada pakian outdoor, berupa pakaian-pakaian modest berestetika timeless. Elemen seperti trench coat, anoraks, jaket-jaket sutra, blus longgar, dan rok-rok lebar yang memamerkan indah dan lembutnya bahan. Bahan-bahan wol yang diunggulkan adalah Vicuña, dari bulu unta yang hanya hidup di pegunungan Andes, America Selatan. Orang Inca menyebut bulu Vicuña dengan ‘Fibre of Gods’, saking lembutnya bulu Vicuña dikatakan dengan selembut awan. Baby Cashmere, dari domba Capra Hircus di Mongolia berusia di bawah 1 tahun, bulunya berlevel ultra-fine. Cheviot, dari bulu domba yang diternakkan di New Zealand. Kemudian tentu saja Cashmere, dari buku domba Capra Hircus senior. Loro Piana didirkan tahun 1924 oleh Pietro Loro Piana. Setelah Perang Dunia II, Loro Piana mulai membangun reputasinya sebagai pemasok tekstil wol dan kasmir premium untuk industri luxury yang mulai berkembang di Eropa.
Foto: Loro Piana