Banyak cerita tentang mendukung kemajuan industri fahion lokal ternyata hanya dalam bentuk cerita saja, sedikit sekali yang berbentuk aksi langsung dan tindakan nyata. Salah satu dari segelintir tindakan nyata tersebut adalah gerakan fashion Madeind yang dipimpin oleh Melinda Babyana, CEO Argo Apparel Group. Dalam dua tahun belakangan ini, Baby giat melakukan aktivasi, melakukan kurasi fashion, mempromosikan brand yang diusung kepada komunitas Madeind yang ia bangun sendiri. Strategi yang dikibarkan adalah ‘See Now, Buy Now’ (SN,BN) dalam format trunk show yang ia adakan di Jakarta, Bandung, hingga Kuala Lumpur.
Trunk show dengan basis komunitas selalu Ia lengkapi dengan media partner, sehingga walau acara terbatas dalam satu ruangan, namun gaung brand bisa tumpah lewat publikasi. Komunitas yang diundang selalu mengenakan rancangan desainer Indonesia yang sudah diusung oleh Madeind, walau begitu look mereka jauh dari kesan ‘etnik’ penuh misi budaya, look mereka terjaga oleh selera berpakain yang modern, karena kurasi yang dilakukan Baby berserapan look fashion global. Kemudian penampilan mereka tersebut ditopang dengan kesenangan komunitas dalam memakai aksesori seperti tas dan sepatu international brand, sehingga rancangan desainer lokal mendapat added value, sejajarkan dengan global brand. Sweet move!
Bagaimana Baby melakukan aktivasi dan menyeleksi brand yang layak ia kibarkan? Luxina mewawancari Melinda Babyana untuk pembaca.
Kapan Baby memulai gerakan SNBN dan apa yang meletarbelakanginya?
Komitmen untuk mewujudkan SN,BN kami mulai saat meluncurkan brand MADEIND dan platform MADEIND sebagai ritel online yang mengedepankan kolaborasi dengan desainer lokal di bulan Maret 2017. Kesempatan ini kami tandai dengan di mengusung karya kolaborasi MADEIND x Tangan Spring/Summer 2017. Gerakan SN,BN ini dilatarbelakangi oleh keinginan pasar yang tidak lagi mau menunggu apa yang ada di atas runway, sehingga hal ini membuat argo apparel group menjawab kebutuhan pasar yang responsif terhadap SN,BN.
Apa kendala awal yang Baby temukan?
Kendala terbesar adalah memastikan desainer yang brand MADEIND ajak kolaborasi untuk memenuhi permintaan sesuai jadwal, karena tidak semua desainer siap untuk membuat koleksi perdesain minimal selusin dalam waktu bersamaan saat show digelar.
Selain ketersediaan stok yang sesuai jadwal juga kendala ada pada Quality Control. Kualitas menjadi prioritas utama dan hal ini yang juga menjadi hambatan jika desainer dan timnya tidak bisa memberikan kualitas yang sesuai dengan sample approval di awal produksi. Jika baju yang dikirimkan kurang rapi jahitan dan pemasangan label yang tidak sesuai dengan sample maka tim QC dari AAG akan meminta desainer untuk merevisi ulang sampai sempurna.
Bagaimana mengumpulkan komunitas dan apa yang membuat mereka tertarik untuk terlibat di aktivasi yang Baby buat?
Komunitas dilandasi dengan trust yang terus kami bangun dengan menampilkan koleksi desainer yang berkolobarasi dengan brand MADEIND, NEUSA dan RUNTHING. Apa yang kami hadirkan selalu mengedepankan misi empowering local designers going retail. Hal ini lah yang menjadi ketertarikan tersendiri bagi komunitas MADEIND untuk memiliki setiap koleksi yang ditampilkan, selalu ada value yang ditawarkan seperti saat madeind x billy tjong kami luncurkan menggunakan tenun doyo dari Kutai Barat membuat koleksi wastra dalam presentasi modern namun memiliki makna yang mendalam. Begitu juga koleksi MADEIND x MOral spring summer 2019 yang kami luncurkan dengan tema Perspektif mengangkat vision dari tuna netra dalam melihat sebuah objek. Koleksi yang kami hadirkan memiliki story telling sesuai dengan konsep masing-masing kolaborasi.
Bagaimana cara Baby membaca dan memilih trend untuk diterapkan ke program SN,BN dan disukai komunitas?
Selalu up date dengan trend dan menyambangi beberapa trade show untuk melihat kompetisi global dan fashion summit yang mengedepankan the future of retail pasti akan saya datangi. Tapi yang terpenting adalah menjadi pendengar yang baik dari konsumen MADEIND, konsumen kompetitor MADEIND dan publik umum yang secara random saya temui.
Apa yang diperlukan label lokal agar bisa terpilih di dalam kolaborasi SN,BN bersama Made Ind?
Saat ini kami terbuka untuk kolaborasi tapi ada beberapa hal yang menjadi hal penting yaitu attitude desainer untuk mau berkerjasama dengan maksimal kedua pihak, memiliki desain original yang up to date oleh trend, serta mampu memenehui produksi untuk retail.
Apa rencana Made Ind tahun 2019 ini?
Tahun 2019 MADEIND akan fokus ke online market dengan membuat ecommerce www.made-ind.com lebih interaktif dan user friendly. Konsep kolaborasi masih berjalan dan kami akan melibatkan tak hanya desainer tapi juga fashion influencer seperti Ayla Dimitri dan Athena Thalia untuk berkolaborasi dengan Madeind denim dan ilustrator Lala Bohang untuk Madeind art series.
Konsep 360 juga masih akan kita jalankan dengan platform online dan offline MADEIND yang tak hanya di indonesia tapi kami akan ekspansi ke Malaysia dengan konsep SN,BN dan B2B dengan buyer Hongkong dan Singapura.