Walau perjalanan karir Virgil Abloh di industri fashion dunia cukup singkat, 8 tahun, tapi namanya sudah duluan dikenal di industri musik Hollywood. Ia pernah magang untuk rumah mode Fendi di Roma dan di waktu yang sama juga membantu Kanye West dalam memproduksi album musik. Abloh juga menyelesaikan gelar Master untuk jurusan arsitektur di University Illinois Institute of Technology.
Walau pendidikannya jauh dari disiplin fashion, ketertarikannya terhadap fashion sangat besar. Dan ia memiliki persepektif yang berbeda terhadap fashion, tidak seperti orang-orang pada umumnya. Dan ini pula yang membuatnya untuk memproduksi label miliknya pada tahun 2013, Off-White, yang kemudian diakuisisi oleh LVMH secara mayoritas pada tahun 2015. Tahun yang sama saat Abloh menjadi salah satu dari 8 finalis ajang bergengsi pencarian bakat fashion, LVMH Prize. Sejak itu pula, Off-White seperti menjadi tolak ukur pakaian generasi millennial yang tergila-gila dengan street fashion, dimana sneakers, t-shirt, jumper, trek suit dan semua pakaian kasual bernafas sporty, menjadi hybrid akibat perkawinannya dengan gaya formal.
Melihat kesempatan ini, LVMH, sebagai payung besar dari jenama luxury Louis Vuitton, mengangkat Virgil Abloh sebagai direktur artistik untuk divisi menswear. Menggantikan Kim Jones yang saat itu juga dengan jaya-jayanya akibat kolaborasi Louis Vuitton dengan Supreme. Koleksi pertamanya yang digelar pada bulan Juni 2018, untuk koleksi spring/ summer 2019 mendapat berbagai macam komentar. Baik pujian dan cercaan. Koleksi ini dikatakan menjatuhkan luxury brand, ditambah dengan material plastik pada tas-tas keepall dan rantai-ranti yang digunakan pada koleksi ini. Tapi pujian yang datang juga tak sedikit, Abloh disebut merevolusi luxury menjadi lebih relevan dengan kekinian dan selera pasar, membuat generasi baru menjamah luxury dan menyatukan berbagai komunitas yang dulu jauh dari kata-kata luxury. Dan posisi ini, membuat Abloh menjadi satu-satunya pria kulit hitam Amerika yang berpengaruh di industri fashion Eropa.
Periode Abloh di Louis Vuitton selama tiga tahun, setidaknya sudah membawa Louis Vuitton ke dalam dunia baru yang dulu sama sekali tidak eksis. Abloh meninggalkan soft trunk, steamer bag raksasa, backpack fur, kacamata dengan frame tebal, warna pelangi dan berbagai kolaborasi Louis Vuitton seperti dengan Nigo, NBA hingga Nike. Yang mana semua ini, benar-benar membentuk kembali gaya fashion pria modern dan generasi sekarang. Abloh menyumbangkan banyak persepektif baru fashion pria pada kaum pria dan juga wanita. Pria yang dulu atau generasi sebelumnya tidak perduli dengan fashion, thanks to Abloh, bisa perduli dengan fashion, dengan jalan mereka masing-masing.
Ini semua belum termasuk kolaborasi atas namanya dan jenama Off-White dengan berbagai jenama dari berbagai industri, mulai dari otomotif, furniture, musik hingga koper Rimowa yang dibuatnya menjadi transparan. Abloh membuat ikat pinggang panjang berwarna kuning dengan tulisan hitam Off-White yang menjadi sangat ikonik, hingga banyak ditiru oleh berbagai jenama apapun di seluruh dunia. Abloh bisa dikatakan membawa evolusi fashion (pria) ke dunia baru yang lebih modern dan tersentuh oleh siapapun. Abloh membuat fashion begitu relevan untuk siapa saja dan bukan untuk kalangan tertentu yang ekslusif.
Rest in piece Virgil Abloh.