Varian SUV yang terkenal tangguh dan mampu menghadapi hampir segala medan, pada 8 April lalu mengajak Luxina untuk mengalami seperti apa gaya hidup ber-SUV Mercedes Benz. Kami menyetir sekitar 120km keluar kota Kuala Lumpur menuju hutan hujan tropis Taman Negara, Malaysia.
Perjalanan yang dimulai dari Jakarta ini membuat rombongan media (yang hanya lima media dari Indonesia termasuk Luxina) dan tiga seleberiti Indonesia, Richard Kyle, Nadine Alexandra dan Lala Karmela, sangat exciting. Dari jadwal yang diberikan, saya akan menyetir sekitar 3 jam dan menginap di resort yang berlokasi di tengah hutan. Akan ada aktifitas lain yang menguras tenaga pastinya seperti hiking dan rafting.
Hari pertama adalah hari menyetir, namun saya masih jadi penumpang dulu duduk di samping sekalian mengambil video dan foto. Kami dibebaskan mangambil rute yang mana saja hingga di tujuan pertama. Jadi tidak ada iring-iringan dengan pengawalan selama perjalan. Mobil yang saya bawa hari pertama ini adalah Mercedes Benz AMG GLE 43.
AMG GLE 43 merupakan mobil yang lincah. Perjalanan naik turun dengan tikungan tajam adalah keahlian mobil ini. Karena suspensinya yang menyesuaikan dengan kondisi kemiringan tanah, sehingga penumpang merasaka kemiringan yang minim saat tanjakan atau turun.
Yang lebih canggih lagi, saat mobil ini harus menaiki tanjakan curam tanpa jalan/ jalur, maka GPS akan melakukan singkronisasi dengan keadaan sekitar untuk mencari jalur ter-aman yang bisa dilewati mendaki dengan menampilkannya di layar dasbor. Mobil ini memiliki mode Sport+, Sport dan Comfort untuk menyetir juga membuat supir bisa menyesuaikan dengan medan jalanan yang akan dilewati.
Tiba di destinasi pertama, yaitu sebuah situs bukit batu berusia ribuan tahun di daerah Paya Gunung. Lokasi ini berada di tengah perkebunan kelapa sawit yang sering digunakan untuk kegiatan memanjat tebing. Namun bukan hanya itu saja, terdapat gua di dalan bukit yang lebih mirip dengan bongkahan batu raksasa ini. Sayapun ikut menjelajah masuk ke dalam gua yang gelap, sempit dan penuh dengan batuan sedimen ratusan tahun yang mengandung mineral hidup. Memakan waktu sekitar satu jam menjelajah gua, dilanjutkan dengan makan siang, disambung lagi dengan memanjat tebing dan hiking ekstrim menuju puncak bukit. Karena medan yang cukup menantang, maka test drive AMG GLE 43 kami puaskan disini. Akselerasi suspensi bekerja dengan baik sekali tanpa mengurangi kenyamanan penumpang.
Perjalanan dilanjutkan dari Paya Gunung menuju Mutiara Resort di Taman Negara. Sebuah hutan hujan tropis yang dilindungi oleh pemerintah Malaysia baik dari tumbuhan, hewan dan masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Perjalanan berhenti di seberang sungai yang kemudian dilanjutkan dengan menumpang sampan bermesin untuk menyeberang. Resor ini terletak tepat dibibir sungai hingga memiliki pemandangan yang indah pada bagian depan, sementara bagian belakang dilindungi dengan hutan belantara.
Hari kedua di resor, kegiatan pagi hari yang kami lakukan adalah hiking dan berjalan di atas pohon atau Canopy Walk. Tidak salah bila nama perjalanan kali ini adalah #HungryForAdventure karena berjalan diatas selembar papan dengan ketinggian 80 meter di atas tanah merupakan pengalaman yang cukup menantang. Canopy walk adalah kegiatan berjalan dari satu pohon ke pohon lain dengan menggunakan jembatan gantung yang dibuat dari tali. Kemudian dilanjutkan dengan menyusuri sungai untuk makan siang di pinggir sungai dengan titik yang sudah ditentukan. Makan siang ini sangat unik, karena disajikan diatas perahu dengan makan lokal yang kaya akan bumbu tradisional.
Hari kedua lebih banyak tantangan. Tapi lebih fun karena akan aktivitas ini dilakukan di sungai. Menaiki sampan bermesin kami akan mengarungi sungai dengan melawan arus hingga tidak bisa menghindari percikan air. Perjalanan ini berhenti di sebuah desa kecil suku Bateq. Suku ini berasal dari Afrika ribuan tahun lalu dan hidup nomaden di hutan Taman Negara. Secara ras, suku ini sangat mirip dengan Aborigin atau suku yang berada di Papua.
Selepas berkunjung ke desa suku Bateq, sebelum perjalanan dilanjutkan ke bandara, kegiatan terakhir adalah Bamboo Rafting. Yaitu batang bambu yang diikat pada ban terapung kemudian digunakan untuk mengarungi sungai. Basah? Pasti!
Setelah aktivitas menantang terakhir tersebut, saatnya kembali ke “peradaban”. Dan kali ini mobil yang digunakan berbeda. Saya menggunakan Mercedes Benz GLS 400. Mobil jenis SUV yang mengusung konsep family car dengan tujuh tempat duduk. Memiliki bagasi yang luas dan sangat mudah dalam merubah konfigurasi tempat duduk bagian belakang. Keistimewaan mobil ini adalah kursinya yang dilapisi dengan nappa leather. Mobil ini juga dilengkapi dengan navigasi GPS yang bisa membaca lokasi mobil serta petunjuk arah yang akurat.
Dari perjalanan ini, Mercedes Benz ingin menunjukan bahwa teknologi pada semua varian Mercedes merupakan teknologi pionir yang belum pernah dibuat sebelumnya. Mercedes mampu menciptakan tren inovasi pada kendaraan dan berkendara. Bahkan, maskapai sekelas Emirates mengambil inspirasi reclining seat pada bisnis class-nya dari Mercedes Benz. Dan lewat perjalanan ini pula, Mercedes Benz ingin berbagi bahwa gaya hidup SUV modern bukan hanya tentang kota besar, namun petualangan yang tidak ada habisnya dengan berbagai tantangan.
Foto dan video dok. Mercedes Benz