Komite Miss Universe Indonesia 2024, secara resmi menunjuk Teuku Jordan Zacky A (Jordan) sebagai National Director baru. Jordan dipilih karena dianggap sebagai figur yang paling tepat untuk mewujudkan visi dan misi kontes kecantikan pionir ini. Seremonial pengumuman National Director hari ini juga menandai dimulainya rangkaian program Miss Universe Indonesia 2024 hingga pengumuman pemenang nanti. Dengan pengalaman lebih dari 25 tahun di industri hiburan dan 15 tahun menjalankan bisnis di dunia kreatif, Jordan berkomitmen untuk membawa Miss Universe Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi dengan memprioritaskan nilai-nilai budaya dan mengintegrasikan teknologi digital. Hal ini diharapkan akan memberikan pengalaman partisipasi kontes kecantikan yang lebih menarik bagi masyarakat digital modern.
Ekosistem Kontes Kecantikan
Miss Universe Indonesia terus berupaya menciptakan ekosistem kontes kecantikan yang inklusif dan beragam, seiring dengan beradaptasinya dengan arus digital yang semakin pesat. Zetrix, sponsor utama untuk kontes tahun ini, adalah blockchain Layer 1 untuk aplikasi pemerintah dan perusahaan Web3.0. Dukungan dari Zetrix diharapkan menjadi game-changer di ranah kontes kecantikan. Zetrix adalah perusahaan blockchain yang mengembangkan solusi teknologi web3 untuk berbagai industri secara global. Mereka terkenal dengan inovasi mereka dalam layanan publik dan perusahaan besar dengan kecerdasan buatan dan teknologi Web3. Keberadaan Zetrix sebagai mitra Miss Universe Indonesia menunjukkan inovasi program dengan mengadopsi teknologi web3 terbaru untuk memimpin dan tetap relevan dalam era masyarakat digital modern.
“Miss Universe Indonesia menyediakan platform yang tidak hanya menampilkan kecantikan fisik tetapi juga turut berpartisipasi dalam upaya menjaga marwah budaya bangsa agar tidak tergerus oleh pengaruh budaya asing. Saya percaya peran penting perempuan Indonesia sebagai ujung tombak minat generasi ini terhadap budaya kita sendiri. Untuk menjadi pelopor dan pemimpin sejati, kita harus merangkul digitalisasi dan relevansinya bagi audiens yang lebih modern. Itulah sebabnya kami berkomitmen untuk terus mengembangkan platform ini secara inklusif dan beragam, menjaga nilai-nilai budaya yang kaya sambil memimpin dalam era digital yang terus berkembang,” kata Jordan.
Digitalisasi dan Kontestasi Miss Universe Indonesia
Untuk lebih meningkatkan transparansi dan inklusivitas kontes, Miss Universe Indonesia mengintegrasikan sistem DAO web3 sebagai bagian penting untuk menjadikan kontes ini lebih seru dan adil. Langkah strategis ini diambil untuk memastikan bahwa pemilihan Miss Universe Indonesia dan keputusan-keputusan kunci arah kontes ini lebih transparan, dengan memberdayakan demokrasi melalui suara dari anggota masyarakat. Dengan demikian, para penggemar kontes kecantikan dapat secara aktif mendukung ratu kecantikan favorit mereka dan kontes nasional mereka. Inovasi ini menetapkan standar baru untuk kontes kecantikan di era modern. “Integrasi platform DAO menandakan langkah besar menuju demokratisasi kontes Miss Universe Indonesia. Dengan sistem ini, kontes akan dimiliki oleh komunitas Indonesia melalui DAO, dan semua pengambilan keputusan akan diputuskan secara kolektif. Ini memastikan proses yang transparan, inklusif, dan adil,” kata Kurjanto Slamet, Ketua Komite Sementara DAO.
Untuk mewujudkan misi keberagaman, komite Miss Universe Indonesia memberikan kesempatan kepada perempuan dengan rentang usia yang luas mulai dari 18. Kontes ini juga menyambut kandidat dari berbagai latar belakang budaya di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, Miss Universe Indonesia mengundang perempuan Indonesia yang berbakat, memiliki semangat juang tinggi, dan integritas untuk bergabung dan menjadi bagian dari perubahan besar ini. “Pada akhirnya, harapan saya adalah bahwa acara ini akan memberdayakan perempuan Indonesia untuk membuat perubahan, baik melalui pelayanan masyarakat, advokasi, atau dengan menjadi teladan. Kami ingin perempuan muda Indonesia tahu bahwa mereka kuat, mampu, dan layak mendapatkan setiap kesempatan sambil merangkul akar budaya mereka,” ujar Jordan.