Sejarah membawa manusia berpetualang, membawa para pemberani dari dataran Cina berlayar ke selatan, menetap di tanah-tanah subur di Asia Tenggara. Mereka menikah dan berkeluarga di tempat-tempat menetap mereka yang baru, orang-orang setempat menyebut mereka dengan Peranakan. Di tempat yang baru mereka membawa budaya yang cantik, kebaya-kebaya longgar yang berwarna cerah, piranti makan porselen berwarna-warni dengan motif flora yang cerah ceria.
Peranakan Romantis
Gaya dan seni Peranakan masih melekat hingga saat ini, dikenakan oleh banyak wanita di Indonesia, Malaysia dan Singapura. Desainer dari Indonesia, Jeanny Ang, salah satu wanita creative yang selalu mengembangkan gaya Peranakan untuk label yang ia beri nama Peranakan Legacy. Jeanny mengemas gaya Peranakan menjadi lebih feminine, lebih romantis, dengan pilihan warna-warna pop yang ia angkat dari seni porselen tea set Peranakan.
Bunga-Bunga Batik
Warna-warna cerah diperkaya dengan pilihan Batik pesisir dari Pekalongan. Detail bunga mawar, seruni dan juga buketan, diangkat dari motif-motif dari tea set yang melambangkan harmoni dan panjang umur. Bunga-bunga tersebut dibordir di atas motif Batik, memberi efek dimensional. Kelopak-kelopak bunga ditransfer ke gelombang ruffle halus yang menghiasi garis leher dan bahu.
Koleksi terbaru Peranakan Legacy (sebanyak 30 set rancangan) dihadirkan di Ceria Room, Hotel ShangriLa Jakarta. Presentasi Peranakan Legacy ini diramaikan dengan bazaar berbagai aksesori dan Batik (Batik Sae, Batik Nona Jakarta, Batik Costal) untuk memenuhi kerinduan para pecinta gaya Peranakan.
–