Inilah satu-satunya fahion week yang berlangsung di kawasan samudera Pasifik, tepatnya di kota Suva, negara Kepulauan Fiji. FJFW, begitu mereka menyingkatnya, telah berlangsung sejak 12 tahun yang lalu (seusia dengan Jakarta Fashion Week). Tahun ini FJFW (berlangsung pada akhir Mei lalu) memfokuskan diri pada pengembangan potensi resort wear yang memang sesuai dengan kondisi alam dan keunggulan pariwisata setempat. Menurut panitia di siaran pers yang dibagikan, alasan fokus pada resort wear ini adalah karena resort berpotensi pada market yang sangat besar, dengan jejaring sinergi ke industri pariwisata dan gaya hidup tropis.
Njara Dan Ruha Di Tengah Samudra
Walau jauh di tengah samudera, satu desainer dari Jakarta muncul juga di FJFW 2019, Nita Seno Adji. Ia menampilkan rancangan dengan memanfaatkan keindahan kain-kain tenun ikat Sumba bermotif Njara (kuda) dan Ruha (rusa). Agar motif-motif tersebut tampil prima, Nita menghindari permainan cutting yang akan mengganggu keberadaan motif. Elemen cropped jacket dan overcoat adalah pilihan yang tepat sebagai kanvas penopang tenun Sumba. Selain itu, Nita juga mentransfer motif tenun tersebut ke bentuk printed pattern pada bahan sifon transparan, lalu bahan sifon dijadikan kimono panjang dan juga overcoat yang ringan. Siap untuk bergaya di resort mana pun di Asia Pasifik.
Foto: Bau www.bau13.com