Sejak debutnya sebagai Creative Director jenama Dior pada bulan September 2016 lalu, Maria Grazia Chiuri sudah mengibarkan semangat feminist ke dalam koleksi Dior, waktu itu dengan mengangkat kalimat ‘We Should All Be Feminist’. Sejak itu, season demi season (delapan musim hingga saat ini), Maria terus melandasi ide-idenya dengan semangat feminist, menemukan kalimat-kalimat yang baru untuk dicetak dii atas t-shirt, salah satunya: ‘I Say I’, aku bilang aku, atau dalam bahasa Italia: Io Dico Io. Kata-kata ini dipetik dari nama pameran ‘Io Dico Io’ milik seniman-seniman wanita Italia yang akan digelar pada tanggal 24 Maret hingga 21 Juni 2020, disponsori oleh Dior, berlangsung di National Gallery of Modern and Contemporary Art di kota Roma. Selain kata-kata tersebut, terdapat kata-kata lain diletakkan tidak pada t-shirt, melainkan ditata sebagai penghias arena fashion show. Mereka adalah: ‘Patriarchy = CO2’, ‘Patriarchy = Repression’, ‘Patriarchy = Climate Emergency’, ‘CONSENT’, ‘We Are All Clitoridian Women’, ‘When Women Strike The World Stops’.
Titik-Titik X Kotak-Kotak
Rancangan-rancangan yang dihadirkan kali ini tetap boyish, mengangkat motif plaid, motif kotak-kotak yang biasa untuk kemeja-kemeja anak rocker dan skateboarder. Motif ini diterapkan pada jaket-jaket, skirt suit, overcoat, wrapped vest, dan grunge dress. Maria juga mempertemukan motif kotak-kotak ini dengan motif polka dot, satu tabrakan karakter motif yang tajam, antara Maria yang gemar dengan motif kotak-kotak dengan Christian Dior yang gemar dengan motif dots. Di dalam buku The Little Dictionary of Fashion, Christian Dior menulis: “I would say the same about dots as about checks. They are lovely, elegant, easy and always in fashion.” Selain dua elemen tersebut, Maria juga membawa lagi elemen fringe, rumbai-rumbai yang panjang di sekujur gaun. Elemen ini cukup menantang untuk perawatannya, namun ketika dipakai ia cukup atraktif menyenangkan. Dasi-dasi hitam, melambangkan power dan otoritas, hadir di berbagai set rancangan, Maria membuatnya dari bahan net halus, sehingga tampilan dasi terlihat soft. Ide dasi-dasi ini sebenarnya sudah sering ditinggalkan di arena menswear. Seluruh nafas dari koleksi ini berada di dalam mood tahun 70an, masa yang mengingatkan kebebasan dalam berpekaian bagi Maria Grazia Chiuri.
Foto: Dior / Dean