Direktur Artistik untuk koleksi pria Dior, Kim Jones, selalu menyajikan sesuatu yang lebih dan lebih pada setiap show karyanya. Apalah arti budget tak terbatas (untuk menggelar sebuah fashion show) bila tidak didukung oleh imajinasi dan kreatifitas yang selalu “level up” dan beyond. Koleksi Dior men’s fall 2021 yang dipresentasikan tadi malam, 8 December, lewat livestreaming dari Beijing, China, merupakan presentasi fashion mutakhir yang kental akan teknologi digital dan sarat inovasi dalam desain fashion. Tanggung jawab Kim Jones untuk selalu berelevasi dijalankan dengan sangat rapi.
Runway yang dibuat berupa layar LED dalam 180 derajat memutar film berisi image luar angkasa, jutaan bintang, galaksi hingga riak solar sinar matahari berulang-ulang. Menjadikannya sebuah latar futuristik seakan model sedang berjalan melayang di luar angkasa. Warna-warna vivid yang di keluarkan dari LED tersebut terpantul dilantai hitam berkilap yang menambah efek “wow” pada show ini. Kim Jones paham betul, pria sangat identik dengan teknolgi dan gadget.
Dengan latar tersebut, koleksi Dior men’s fall 2021 yang berkolaborasi dengan seniman Kenny Scharf dari New York, Amerika Serikat, tetap menjadi bintang. Karya Scharf disulap Kim Jones menjadi motif pada kemeja sutra dan wool, celana, aplikasi bordir, hingga motif pada topi, tas dan sandal. Kim Jones manyatukannya dengan motif oblique Dior transparan di atas setiap motif karya Scharf dengan teknik layering. Motif ini hadir pada kemeja-kemeja sutra, jaket blouson dan neck turtle sebagai dalam kemeja (inner shirt). Karena karya Scharf terkenal berwarna-warni dengan image kartun yang luck, seperti fuchsia, hijau acid, kuning stabilo dan merah, maka Kim Jones mengambil sample setiap warna untuk menyeimbangkannya dengan warna-warna polos dan warna khas Dior seperti biru navy, hitam, putih,, abu-abu dan taupe. Maka, setiap motif Scharf terlihat sangat menonjol diantara warna-warna monokromatik tersebut. Satu sweater warna off white, dengan image kucing dan kambing karya Scharf, sepertinya akan menjadi ikon pada koleksi ini tahun depan.
Siluet tailoring Dior dalam bentuk stelan jas berjaket safari, jaket panjang atau overcoat, blouson corduroy, wool, taffeta yang mengilap dan kemeja sutra, semua dipadankan dengan celana berpipa semi lebar (seperti celana piyama) tapi dibuat menggantung (3/4) sehingga menimbulkan efek relax. Kim Jones mengubah format jaket safari menjadi kancing overslagh seperti kimono, yaitu posisi kancing berada di samping badan, bukan di tengah sejajar dengan pusar manusia. Ditambah dengan ban pinggang pada bagian belakang atau samping yang bisa di besar-kecilkan dan epaulet yang sedikit lebih lebar pada bahu. Kantong jaket safari juga dikurangi hanya dua dengan posisi di dada dan paha. Atribut tassle dimunculkan Kim Jones setiap aplikasi bordiran sehingga memberikan efek “royal” dan kelas. Koleksi yang dikerjakan dengan teknik savoir faire ini, membuat tampilan pria terlihat sangat mahal.
Hal yang paling penting dari setiap show Kim Jones (untuk Dior) adalah cast model. Pemilihan model yang hampir tidak pernah salah, look dan attitude seperti menyatu. Ditambah dengan gaya rambut sleek (ini adalah ciri khas Kim Jones yang suka dengan style rambut bersih dan clean), poni mangkok dan twin buns, seakan model memang memiliki gaya rambut tersebut. Apakah gaya rambut ini akan menjadi tren?
Congratulation to Kim Jones!
Foto dok. Dior