“Gucci gang, Gucci gang, Gucci gang, spend ten racks on a new chain…” potongan lirik lagu Lil Pump ini tidak ada di dalam presentasi fashion Gucci spring summer 2019. Namun ketika melihat segerombolan model yang berjalan menuju pentas Le Palace theatre di Paris, mereka tampak seperti segerombolan Gucci gang, yang datang dari masa lalu, masa kejayaan Le Palace sebagai klab pop culture yang hedon di Paris tahun 70 dan 80an.
Semua rancangan bersatu dalam kemeriahan mood klab Le Palace, tak terduga, tidak mementingkan ukuran yang fit, tidak perlu proporsi proporsional, tidak berkomposisi ideal, dan tidak mementingkan dimana ornamen atau aksesori akan terpasang, bebas, off beat, dan yang penting siapa saja yang melihat akan mengernyitkan dahi, snap snap snap, lempar ke media sosial, hingga berpindah-pindah ke banyak ruang whatsapp group.
Memang inilah kecenderungan gaya hidup yang semakin marak saat ini. Alessandro Michele, creative director Gucci, pintar dan berani menggeser sasaran pasar yang lama, meninggalkan komunitas pecinta rancangan klasik, bye bye. Kwartal pertama tahun ini, menurut Business of Fashion, tingkat penjualan Gucci sudah menyentuh 49%, semua berkat ‘kegilaan’ Alessandro Michele. Jadi, kalau muncul pertanyaan di dalam benak Anda, “…hm, siapa yang akan membeli rancangan seperti itu?”, sudah pasti Anda bukan target market Gucci, bukan Gucci gang, Anda harus membiarkan komunitas baru mendapat spotlight yang paling ‘pecah’ berpendar-pendar.
Foto: Gucci