Agustus adalah bulan istimewa Hotel Indonesia Kempinski, hotel yang terletak di jantung kawasan protokol Jakarta ini menggenggam sejarah dan perjalanan waktu yang tak dimiliki tempat lain. Seperti yang terjadi di bulan Agustus tahun lalu, Hi Kempinski menyambut diselenggarakannya Asian Games 2018 dengan rangkaian acara yang ”Welcoming Back Asian Games” & “The Glory of Palembang”. Acara ini untuk bernostalgia dengan masa-masa dibangunnya Hotel Indonesia untuk tempat singgah para undangan dan petinggi negara yang hadir untuk Asian Games IV Jakarta 1962. Acara yang sukses mengingat Hotel Indonesia menyimpan dokumentasi bersejarah dengan baik.
Berkesenian Penuh Rasa
Agustus kali ini Hotel Indonesia Kempinski kembali dengan sajian yang berbeda, mengajak publik untuk membangkitkan kembali keindahan seni Indonesia melalui rangkaian acara bertajuk Kalā – Capturing Indonesian Artistry, sembari memperingati 57 tahun usia Hotel Indonesia Kempinski. Acara berlangsung mulai dari 5 sampai 20 Agustus 2019, dengan agenda seperti Pertunjukan Wayang, Pameran Museum, Tur Sejarah Hotel & Tur Museum, “Rasā” – Sajian Hidangan Cita Rasa Otentik dan Tradisional serta Pagelaran Busana di hari terakhir kegiatan.
Pameran ini istimewa karena menampilkan koleksi dari Museum Wayang, Museum Tekstil & Museum Seni Rupa dan Keramik, akan diadakan di Lobby Utama Hotel dan restoran Signatures Nirwana.
“Kami menyambut baik kerjasama dengan Hotel Indonesia Kempinski dalam menyelenggarakan acara yang kami harapkan dapat menjadi sebuah tempat edukasi dan sebuah representasi sebagian kecil dari berbagai macam warisan koleksi dan budaya dari museum-museum di Jakarta.” ujar Ibu Catharina Widjaja, Ketua dari Yayasan Mitra Museum Jakarta.
Seni Penuh Kenangan
Disediakan juga program tur seperti, Tur Sejarah Hotel & Tur Museum mulai dari 6 hingga 20 Agustus. Para tamu akan dibawa mengunjungi lorong waktu kembali ke tahun 1962 pada waktu Hotel Indonesia pertama kali diresmikan oleh Presiden Indonesia yang pertama; Ir. Soekarno. Aset –aset dari periode tersebut termasuk gunting yang digunakan oleh Presiden Soekarno pada saat acara pengguntingan pita di tanggal 5 Agustus 1962 adalah salah satu asset yang dipamerkan. Kunjungan ke tiga museum yang berada di area Kota Tua juga akan menjadi salah satu agenda yang ditonjolkan dari kegiatan Tur Sejarah Hotel & Tur Museum.
“Natya Vidya” membawa para seniman kota Solo dibawah Wayang Suket Indonesia, pertunjukan wayang tradisional dengan sentuhan seni kontemporer akan dipentaskan di Ramayana Terrace di salah satu malam selama acara berlangsung. Daftar undangan termasuk para Duta Besar Negara Asing akan diundang untuk menikmati malam budaya ini. Sebagai penutup acara Kalā, Pagelaran Busana dari SaptoDjojokartiko pada 20 Agustus yang dinamakan “Wisik”, ditampilkan sebagai acara puncak.
Foto: HI Kempinski, Dean