Pada akhir 2023 lalu, saya pernah menulis tentang desainer fashion dan jenama fashion Indonesia untuk pakaian pria berkembang tapi tidak industrinya. Banyak bermunculan jenama baru dan desainer baru untuk pria, tapi dengan koleksi yang tidak sustain. Di awal 2025 ini, saya melihat begitu banyak jenama dan desainer fashion pria, yang mungkin bisa menjadi awal perkembangan yang harafiah untuk industri fashion.
Beberapa jenama ini saya temukan di pop-up market anak-anak JakSel dan pencarian saya sendiri saat ingin membeli sesuatu yang saya butuh. Mereka memiliki keunikan tersendiri, tidak berpatokan pada trend fashion dan memiliki karakter yang kuat, sehingga tampil berbeda dari yang sudah ada. Untuk saya ini sangat menarik. Misalnya jenama Othman yang saya temukan di Brightspot beberapa tahun lalu. Saat ini jenema ini sudah berkembang dengan berbagai koleksinya yang tidak hanya itu-itu saja. Mereka memiliki desain yang berbeda dan paham akan material yang mendukung desain pakainnya. Untuk harga sangat affordable tapi untuk desain saya rasa hanya bisa dipahami oleh market kelas A dan B, yang mana market kelas C dan D tidak akan membeli koleksinya karena kebutuhannya tidak ada pada kelas tersebut. Jadi in terms of price berada di kelas B dan C, secara fungsi posisinya ada di kelas A dan B. Ini yang membuat orang (pria) tidak berpikir panjang untuk mengeluarkan uang saat ingin membeli koleksinya. Sangat pintar!
Pasar pakaian pria adalah pasar yang unik. Kebiasaan belanja pria juga berbeda dengan wanita. Pria berbelanja secara rahasia (discreet) dan sendiri, sementara wanita berbelanja terang-terangan dan (kalau bisa) bergerombol. Pria membeli 1 barang atau di 1 toko kemudian selesai dan keluar dari pusat perbelanjaan, sementara wanita membeli 1 barang akan diteruskan ke toko -toko lain, yang mungkin belum tentu berbelanja. Hal seperti inilah yang juga harus dipahami oleh pemilik jenama dan desainer pakaian pria, kalau memang pakaian yang dibuat adalah untuk pakaian sehari atau ready-to-wear. Dari kebiasaan ini, cara melayani customer pria juga akan berbeda dengan melayani customer wanita. Maka kriteria pakaian seperti apa yang bisa memenuhi kebiasaan berbelanja tersebut? Juga bisa ditemukan.
Satu lagi adalah Open Quarter, yang merupakan bagian dari Brillington Atelier yang berlokasi di Gunawarman, Jakarta Selatan. Open Quarter memberlakukan jam slot untuk customer-nya, sehingga setiap customer mendapatkan pelayanan yang personal tanpa ada intervensi dari customer lain. Untuk customer pria ini adalah hal yang sangat penting, semua kebutuhannya seolah terpenuhi, perhatian dan pakaian yang dicari. Open Quarter menyediakan koleksi pakaian bergaya sartorial dan preppy, ready-to-wear dan Made To Order atau MTO. Yang membuat Open Quarter unik adalah tampilan shop assistant yang juga sebagai style consultant. Mereka tidak memakai seragam tapi memakai pakaian sendiri yang sesuai dengan karakter masing-masing, dan ini memberikan vibes yang berbeda dari toko-toko pakaian pria yang ada di Jakarta. Customer terlihat lebih memercayai perkataan mereka karena mereka terlihat gaya (stylish) dan chic dengan personality mereka, mereka terlihat well groomed karena pengalaman bukan karena template training.
Sementara Plaza Indonesia yang juga mendukung penuh potensi pasar pria ini dengan konsisten mengadakan Plaza Indonesia Men’s Fashion Week (PIMFW) setiap tahun di bulan September. Dari PIMFW terakhir 2024 lalu, yang sempat vakum selama 4 tahun akibat pandemi, desainer dan jenama fashion pria terlihat lebih menjanjikan untuk pasar. Desainer dan label yang berpartisipasi semakin paham akan kebutuhan sehari-hari dan melakukan pendekatan trend dengan sangat baik dan subtle. Walau masih ada beberapa yang mengeluarkan koleksi yang trendy atau itu bahkan itu lagi itu lagi. Dari sini juga terlihat berkembangnya industri fashion pelengkap pakaian pria dan aksesoris, seperti sepatu, tas dan topi. Baik secara desain dan penggunaan yang ramah pemakaian untuk sehari-hari. Bisa dikatakan, kontribusi Plaza Indonesia untuk perkembangan fashion pria di Indonesia, khususnya Jakarta sebagai pusat trend negara ini, cukup besar.
Kalau saat ini saya ditanya apakah ada jenama atau desainer fashion pria yang bagus di Indonesia? Setidaknya saya sudah bisa menjawabnya lewat dua jenama di atas.