Mengapa Dior haute couture semakin modest? Dalam sejarah rumah mode Dior, Maria Grazia Chiuri adalah Creative Director yang paling banyak melancong ke berbagai penjuru dunia sembari membuat perhelatan fashion show, dari Andalusia hingga Mumbay, dari Marrakech hingga Seoul. Sejauh kaki melangkah, sejauh mata memandang, tentu menghasilkan banyak bahan untuk memutuskan satu kesimpulan untuk menciptakan kreasi haute couture yang paling ideal. Pada siaran pers yang dikeluarkan oleh rumah mode Dior, disebutkan bahwa pada koleksi haute couture fall 2023/2024 ini, ‘Maria Grazia Chiuri pursues her ideal of haute couture’. Bisa jadi dalam pencariannya, Maria bertemu dengan klien-klien Dior, wanita-wanita yang powerful di lingkaran sosialnya, wanita-wanita yang tidak terlalu berminat menyita perhatian publik, atau juga wanita-wanita yang senang memakai perhiasan. Akhirnya muncullah koleksi ini, terdiri dari gaun-gaun yang berwibawa, minimal tetapi monumental, siluet yang tegas, tunik-tunik yang elegan, berhiaskan bordir yang senyap, sesekali menggunakan bahan lace keemasan yang glamor minimal. Gaun-gaun yang bertipe ‘quiet luxury’ ini so ready jika ingin ditambah dengan sedikit teriakan, misalnya bagi yang ingin mengeluarkan harta perhiasan bebatuan mulia di leher atau di lengan, atau yang ingin menggenggam clutch bertatahkan batu permata, atau yang ingin menutup kepala dengan hijab sutra, inilah karya haute couture sebagai kanvasnya. Kalau diperhatikan dengan seksama, betapa proses desain dari hasil perjalanan Maria Grazia Chiuri ke pelosok bumi ini, sungguh solid dan timeless.
Syahmedi Dean
Syahmedi Dean adalah seorang penulis yang telah menerbitkan sejumlah buku dan juga seorang jurnalis Mode dan Seni. Ia sudah meliput London Milan Paris Fashion Week sejak tahun 2000. Ia lulus dari Fakultas Seni Rupa Isntitut Seni Indonesia Yogyakarta, Program Studi Desain Komunikasi Visual. Kemudian memulai karir jurnalistik di majalah Femina tahun 1996, lalu berturut-turut menapak naik ke media-media terkemuka nasional seperti majalah Harper’s Bazaar Indonesia, majalah Dewi, majalah SOAP, Harian Media Indonesia, dan majalah Estetika. Dengan segenap perjalanan karirnya, kini ia menjadi Co-Founder dan Editorial Director LUXINA.