Jangan pernah melupakan sekelumit apa pun di masa lalu, semua memiliki value. Beginilah cara Hèrmes membangun jati diri, sehingga lahirlah kultur: There is no amnesia in design. Kenangan demi kenangan ini dikumpulkan, dikurasi menjadi satu rangkaian cerita, kemudian dikemas dalam satu eksibisi untuk dinikmati di seluruh dunia.
The Rouge Hermès, satu serial eksibisi terbaru dari Hermès yang akan dibawa ke berbagai kota di dunia, mulai dihamparkan di bulan Maret 2018 ini. Kota pertama yang dipilih sebagai permulaan pameran adalah Jakarta. Pilihan yang mencerminkan bahwa pasar Hermès di Jakarta adalah pasar yang sangat besar. Pameran berlangsung di Pacific Place bersamaan dengan dibukanya kembali butik Hermès setelah direnovasi.
Pameran dibagi ke dalam 5 ruang. Ruang pertama, The Original Crimson, menggambarkan butik mula-mula Hermès yang berlokasi di Rue Fauborg Saint Honoré, Paris. Di sini dipamerkan benda-benda koleksi Ėmile Hermès penghias butik. Di antaranya ada lukisan suasana butik Hermès tahun 1860, cat minyak di atas kayu dimensi 43,5 x 36,5 cm. Pelana militer dari abad ke 19, dan scarf Hermès Bride de Gala ā Pois.
Ruang ke dua, The Invention of A Deep Red, ruang yang memamerkan bahwa di tahun 1920an Hermès telah mencapai proses leather yang menghasilkan warna merah marun. Leather dimanfaatkan untuk tas perlengkapan golf dan briefcase.
Ruang ke tiga, Over the Shoulder, the Arm, or In the Hand, menyajikan tas-tas Hermès dalam berbagai model. Ada briefcase Sac à dépèches dari tahun 2017, Evelyne bag dari tahun 1978, Muselière bag yang seperti tabung dari tahun 1953, travel bag dari tahun 1930, Sumo backpack dari tahun 2001, dan tentu saja tas andalan utama, Birkin bag. Birkin kali ini cukup menggiurkan, Hermès porosus crocodile, size 50, berwarna deep red, atau merah marun. Ruang ke empat dan ke lima, berisi macam-macam aksesori seperti pena, jam tangan, bot, sarung tangan, parfum, wall paper dan jewellery cabinet.
Semua barang-barang yang dipamerkan berwarna merah marun, atau deep red, atau bahasa Hermès nya adalah Rouge H. Dikibarkannya kembali warna merah marun ini untuk mengingatkan bahwa warna signature Hermès bukan melulu warna oranye. Hermès ingin menyampaikan bahwa warna Rouge H ini lebih dulu diciptakan sebelum si oranye ceria lahir. Curator pameran adalah Bruno Gaudichon.
Foto: Syahmedi Dean