Hal yang paling seru dari desainer fashion adalah saat mereka mengocok-ngocok logika berpakaian namun kita menyadari bahwa mereka membatasi kocokannya agar tetap relevan. Salah satu desainer yang memiliki kemampuan ini adalah JW Anderson, seorang ‘golden boy’ dalam industri fashion, kreatifitasnya fantastis realistis, media dan pebisnis menjuruskan radar kearahnya. Sejumlah 48% jenama fashion atas namanya sendiri telah dibeli oleh LVMH (saking potensial nya JW Anderson), dan LVMH juga mendaulat JW Anderson sebagai creative director LOEWE, lifestyle brand berbasis leather yang sekarang menjulang mengimbangi jenama leather lain yang berada di dalam pelukan LVMH. Pada presentasi fall 2020 di London Fashion Week kali ini, Anderson kembali melemparkan cara pikir fashion yang membuat publik membahas panjang lebar tinggi rendah.
Penggelembungan Berbasis Realistis
JW Anderson memainkan siluet dan proporsi dari basis pakaian-pakaian regular manusia. Yang pertama, yang membelalakkan mata, adalah coat trapeze berukuran dahsyat dengan shawl collar berbahan leather, coat yang sensasional. Walaupun raksasa, namun ada sisi proporsi realistis, misalnya sisi lapel pada leher yang membuat leher tetap jenjang dan lipatan lapel yang menghilangkan sudut bahu. Ini strategi desain Anderson yang selalu ia terapkan, main-main proporsi namun tetap ada size realistis di dalam gelembungan proporsi yang ia ciptakan. Coba perhatikan usaha penggelembungan bagian lengan ala Edwardian style pada rancangan couble breasted coat dress, bagian pinggang dan torso benar-benar fit pada badan, pelebaran siluet dilakukan lagi pada bagian hemline dari hasil bias-cut.
Foto: Gio Staiano for NOWFASHION