Banyak wanita akan tertawan ketika mendengar kata ‘Très Paris’, ada rasa romantisme kota Paris yang muncul, keakraban café au lait di cangkir kecil, wangi croissant yang merebak dari jendela boulangerie, berjalan tergesa-gesa di trotoar rue Saint Honoré lalu berbelok ke kiri ke hadapan L’église de la Madeleine, atau bertukar obrolan saat makan siang di Caffé Stern di lorong kecil Passage des Panoramas yang legendaris. ‘Très Paris’, satu ekspresi sikap yang ‘sangat Paris’. Kata-kata ini dipakai oleh jenama global dari Paris, Longchamp, sebagai platform tempat mengibarkan semangat Parisian yang elegan, dinamis dan stylish realistis. Longchamp sendiri telah berdiri selama 72 tahun, usia yang cukup melekat sebagai salah satu indentitas kota Paris. Dengan tiga ikonik tas yaitu Le Pliage, Brioche, dan Roseau, jenama ini mengedepankan tas Roseau yang chic dan stylish di dalam kampanye ‘Très Paris’. Roseau ikut melenggang di presentasi koleksi terbaru fall/winter 2021 secara virtual di Paris Fashion Week. 2 jam setelah fashion show, Luxina berkesempatan berbincang pendek dengan Sophie Delafontaine, Artistic Director Longchamp via zoom dari Jakarta. Sophie mengenakan blus poplin putih beraksen quilted di dada, dari koleksi terbaru fall/winter 2021. Berikut wawancara Luxina bersama Sophie Delafontaine.
Sebaiknya pada umur berapa seorang gadis mengerti tentang handbag?
Ah, jangan tanya saya, soalnya saya lahir di antara handbags, sepertinya saya sudah memakai handbag sejak umur dua tahun, jadi saya bukan contoh yang pas. Keponakan saya, umurnya enam tahun, dia sudah membawa handbag. Jadi…, tak ada umur tertentu untuk mulai membawa handbag.
Setelah segala situasi social distancing yang terjadi selama ini, apa tas yang paling penting untuk wanita?
Pertama-tama, sangat penting bagi setiap wanita untuk menemukan tas yang cocok untuk diri mereka, karena bagi saya, tas, pakaian, sepatu, yang saya ciptakan memang untuk mereka mengekspresikan siapa mereka, untuk memberi rasa percaya diri. Sehingga saya tidak akan bilang satu tas apa pun yang penting untuk wanita, saya yakin bahwa bisa saja tas ini sesuai untuk wanita seperti ini tapi ternyata tidak cocok untuk wanita yang lain. Maka dari itu saya mempersiapkan banyak jenis tas di dalam koleksi Longchamp karena saya pikir setiap orang akan menemukan tas yang sesuai dengan kepribadian, dan saya suka melihat wanita yang memiliki kepribadian tersendiri.
Bagaimana dengan tas untuk Sophie sendiri?
Ah, saya beruntung bisa berganti-ganti tas setiap saat. Tapi saat ini saya sedang suka tas Brioche. Tas baru dari Longchamp yang memiliki rantai metallic, saya sangat suka sikap yang muncul ketika memakainya, saya suka aksen quilted leather nya, lock nya, dan ukuran proporsinya. Nanti, di koleksi musim berikutnya, saya sudah punya banyak interpretasi seputar tas Brioche, dengan warna-warna pop, warna-warna lembut, light pink, bright orange, denim, pokoknya kita bisa benar-benar bermain.
Apakah dalam waktu dekat tas Roseau yang dikibarkan di kampanye Très Paris’ ini akan mengikuti trend berkolaborasi dengan seniman?
Kenapa tidak, tentu saja kami bisa berkolaborasi, ada banyak seniman yang ‘Très Paris’ di sini. Saya kira kamu paham bahwa ‘Très Paris’ adalah satu pola pikir, tentang satu semangat. Saya tidak bilang bahwa Très Paris’ hanya diciptakan untuk orang Paris, bagi saya siapa saja bisa ‘Très Paris’ apabila kalian suka produk yang bagus, kalian suka fashion, kalian punya sensitifitas dan dinamis. ‘Très Paris’ bisa saja berkolaborasi dengan seniman dari Amerika Serikat, Indonesia, Inggris, atau Jerman. Untuk ‘Très Paris’ harus ada sosok-sosok yang apa adanya, otentik, dengan banyak karakter.
Foto: Longchamp