Hedi Slimane panen reaksi keras setelah debut pertamanya untuk label Celine dipresentasikan di Paris Fashion Week dua hari lalu. Isi reaksinya adalah protes karena Hedi menghilangkan signature Céline. Céline sebelumnya identik dengan karakter rancangan yang ‘easy’, santai, dearly feminine, dan cenderung leisure.
Sudahlah, jangan menangis. Ternyata karakter rancangan Céline tersebut tidak membawa Céline masuk ke dalam 10 most valuable luxury brands worldwide 2018. Alias, konsumen peminatnya rendah. Silah cek, tidak ada Céline di sini:
Mulai season spring/summer 2019, LVMH menarik Hedi Slimane sebagai creative director baru Céline. Tentu bukan sembarang sentimental reason dan gaya-gayaan. Menurut CEO Kering, François-Henri Pinault: “What Yves Saint Laurent has achieved over the past four years represents a unique chapter in the history of the house.” (dikutip dari Vogue.co.uk 1 April 2016)
Saint Laurent di tahun 2014 berpenghasilan €707.000.000, dan meningkat €974.000.000 di tahun 2015, membuat Saint Laurent melesat menjadi salah satu top luxury brand yang profitable. Karakter rancangan Hedi yang rock gothic glam ternyata berpeminat tinggi, dan selera konsumen fashion saat ini yang berada di area easy dan glam, sehingga klop.
Waktu itu nama Yves Saint Laurent diubah menjadi Saint Laurent oleh Hedi, dan kini Hedi mengubah Céline menjadi Celine. Untuk debut rancangan Celine kali ini, Hedi mengeluarkan koleksi Non Seasonal, alias forget spring/summer fall/winter, it is timeless. Dipetik dari kehidupan malam anak-anak muda di Paris (Journal nocturne de la jeneusse Parisienne), French new wave, dan ‘geometric synth-pop’. Catat: ‘Anak Muda’! Dari mood dan karakter, sama sekali tidak ada bawaan-bawaan arsip Céline masa lalu. Céline baru adalah murni imajinasi Hedi Slimane.
Hampir semua model yang membawakan rancangan (96 orang) adalah wajah baru dan belum pernah berjalan di fashion show. Hedi berkolaborasi dengan Christian Marclay, seorang seniman, pelukis dan pembuat kolase
Onomatopoeic dari komik-komik vintage. Hasil kolabo muncul dalam bentuk embroidery pada punggung jaket, jaket, parka, dan kimono. Hand-embroidered pada gaun dan jaket dibuat di Céline ateliers, dan diklaim sebagai haute couture pieces. Elemen rancangan terdiri dari maskulin suits, celana panjang, gaun-gaun mini bersiluet A-line dengan semangat French Mod.
Dengan formasi konsep desain seperti ini, kita akan lihat siapa yang akan tergeser dari top 10 luxury brands. Lalu bagaimana dengan konsumen Céline yang lama? Sebaiknya move on.
Foto: Celine.