Seperti show pertama Virgil Abloh untuk Louis Vuitton satu tahun lalu yang diadakan di luar ruangan, Louis Vuitton spring/ summer 2020 diadakan di sebuah taman publik kota Paris di dekat Notre Dame. Kali ini show yang berlangsung kemarin sore, Rabu 20 Juni, adalah Place Dauphine.
Undangan show adalah sebuah layangan DYI dalam sebuah box tipis. Undangan ini untuk mengingatkan setiap anak pria yang pada masa kecilnya bermain layangan atau memiliki masa kecil yang cukup bahagia. Dan seperti itu pula, Virgil ingin menceritakan perjalanannya di rumah mode yang memiliki value tertinggi di dunia ini menurut Highsnobiety pada awala Juni lalu. Bahwa setiap anak selalu berada dalam proses belajar dan mengenal dunia. Dan Virgil mengakui bahwa ia masih terus membaca dan belajar untuk terus bisa menyesuaikan jalan di ranah mega brand dan luxury.
Tapi memang sepertinya Virgil belajar dengan sangat giat dari koleksi sebelumnya. Diantara kesibukan label pribadinya, pameran seni dan berbagai kolaborasi, Virgil membuat waktu khusus untuk koleksi pria Louis Vuitton. Mungkin dari berbagai kegiatan tersebut, mempermudah Virgil untuk terus berinovasi di tingkat selanjutnya. Dan ini tercermin dari koleksi Louis Vuitton spring/ summer 2020 ini.
Penggunaan plastik dan material artifisial sepertinya sudah di minimalisir, terutama pada aksesoris tas seperti rantai. Walaupun plastik masih muncul dengan format lain seperti trench coat namun ini adalah bagian dari pakaian, bukan aksesoris. Jas dibuat berpola pecah dengan belahan di bagian depan dan belakang, dengan konstruksi yang tepat. Banyak siluet-siluet berstruktur tegas sehingga tidak terlihat menumpuk yang mana ini dimainkan dengan teknik tailoring. Baik pada stelan jas, jaket dan kemeja. Virgil juga sudah bermain dengan berbagai tekstur pada koleksi ini.
Bordir, rajut dan jahitan timbul (stitching) semakin terekspos dengan baik secara luks. Walaupun ini sudah muncul pada koleksi sebelumnya. Rangkaian bunga kering pada harness dan topi, membuat tekstur tersendiri yang berbeda dan membuat koleksi berkesan romantis. Yang mana ini adalah suntikan dari ide berkebun yang juga dihadirkan dalam bentuk straw hat lebar dan tas tote bag.
Bicara soal romantis, warna yang ditampilkan dalam palet pastel lembut membuat koleksi semakin dinamis tanpa kehilangan sisi maskulin. Pink, biru, mint, ungu dan kuning dibuat dengan styling color blocking. Namun, bukan Virgil bila tidak menyuntikan warna kejutan. Ditengah ia memasukan warna pink boudoir pada stelan jas dan jumper hoodie. Tetap dengan ciri khasnya, harness yang sudah menipis dan terbuat dari tambang. Kemudian gradasi biru pastel, dari baby blue, air force, steel blue dan sky blue bermain secara gardual dalam padu padan jaket dan stelan jas berbagai pola celana pendek. Diikuti dengan bordiran bunga-bunga pada trench coat camel yang seakan tumbuh dari dasar coat. Penutupnya adalah koleksi hitam putih dalam berbagai look kasual dan formal, stelan jas berbelah kurva di depan, trench coat, jumper dan jaket. Dengan ornamen layangan dengan bahan nylon monogram putih dan coklat dan tas-tas Louis Vuitton kecil yang menempel di bagian atas. Sehingga terlihat seperti sedang memikul barang.
Diantara tamu yang datang, tidak ada Kanye West dan keluarga Kardashian atau Jenner. Gigi Hadid, Lewis Hamilton, Kris Wu, penyanyi pop dari Cina dan Gong Yoo, bintang film Korea. Empat ini yang paling menonjol diantara tamu lain.
Virgil mengerjakan pekerjaan rumahnya dengan baik kali ini. Tapi untuk koleksi mendatang, tentu saja orang-orang berharap lebih dari sosok yang memutar (membuat) trend dan membuat antrian butik Louis Vuitton memanjang.