Pada bulan mode pria kali ini, hampir seluruh rumah mode mengeluarkan koleksi minimalis dengan warna-warna polos dan monokromatik. Mungkin ini trend yang akan terjadi secara general di musim dingin mendatang, tapi Kim Jones sebagai direktur artistik Dior Men, selalu sanggup untuk merealisasikan trend tanpa terlihat menjadi trendy. Minimalism versi Dior kali ini sungguh berada di tingkat yang lebih tinggi dan ini berkat arsip Dior era YvesSaintLaurent.
Koleksinya kali ini sangat minim dengan motif dan berbagai atribut Dior yang biasanya cukup mudah diidentifikasi. Tapi disini letak ujiannya, semakin minim dekorasi pakaian, maka semakin rumit detil yang dibuat. Karena begitu ada cacat cela, akan langsung terlihat dengan mata telanjang. Walau bersifat minimalis, semua model yang mamakai koleksi ini membuat penampilan naik kelas, apapaun warna kulitnya. Kim Jones memang ahli dalam membuat tampilan mahal untuk pria hingga menjadi berkelas, gaya old money kalau mengutip kata-kata viral dari TikTok, menurut saya. Ya, memang mereka model yang sudah melalui babak casting sebelum akhirnya berjalan di runway ini. Namun ini juga bisa menjadi tahap “seleksi alam” di market, bahwa tidak setiap orang mampu pull it the look untuk bisa menjadi berkelas, walau money is not the object ketika berbelanja.
“Siklus rumah mode adalah tentang regenerasi dan peremajaan, persis seperti siklus fashion itu sendiri. Selalu ada sesuatu dari masa lampau di masa sekarang dan masa depan dan Dior juga begitu. Pada koleksi ini kami ingin melihat regenerasi Dior setelah kematian Mr. Dior, dan ini adalah peremajaan dengan YvesSaintLaurent, pewaris pilihannya, menuangkannya dari literatur dalam bentuk desain, lewat objek dan tema “The Waste Land”. Di mana dunia lama bertemu dengan yang baru, dalam perubahan dan perubahan”, kata Kim Jones, lewat rilis resmi dari rumah mode Dior.
Koleksi ini mengangkat koleksi masa kepemimpinan direktur artistik YvesSaintLaurent dari tahun 1958 dalam wujud pakaian pria modern. Seperti apa? Lupakan street wear. Ini adalah koleksi pria-pria kaya berkelas yang memahami fashion and style. Terdiri pakaian formal berupa stelan jas tailoring, pakaian aktifitas outdoor, dan pakaian sehari-hari dengan formasi kasual. Kim Jones mengangkat siluet pakaian tradisional pria Scotlandia dalam mewujudkan koleksi ini, quilt skirt dan sweater dengan model tersampir di pundak yang diambil dari gaya pria Scotland menyampirkan kain kotak-kotak di bahu. Untuk stelan jas, sudah pasti tailoring Dior menuntaskan semua ini, dibuat dengan bentuk oversize non-boxy siluet, tapi berpinggang dengan efek kerut yang menggelapai, yang menjadi bagian dari style YvesSaintLaurent masa itu. Efek oversize ini menghasilkan volume pada pakaian yang membuat fabric jatuh begitu indah pada saat dipakai. Untuk outer Kim Jones mengkombinasikannya dengan celana tailoring super besar, dengan bahan wool sepertinya dan kemeja formal sebagai dalaman. Kombinasi yang harmonis, melihat desain outer yang rata-rata memang untuk mengakomodir pakaian formal sebagai mix & match. Termasuk pada jaket-jaket shearling dan sweater.
Koleksi minimalis ini apakah bisa mengubah persepsi kaum “monogram” tentang luxury? Yang pasti, koleksi ini memberikan pesan, tampil minimalis dan tetap terlihat berkelas adalah dari bawaan badan, bukan dari sepotong pakaian.
Foto dok. Dior