Sebagai pusat budaya yang mengedepankan warisan Bali, SAKA Museum menorehkan prestasi gemilang dengan masuk dalam daftar Top 100 Kyoto Global Design Awards tahun ini. Museum yang berada di bawah naungan AYANA Bali ini mendapat penghargaan dalam kategori Environmental Design, berkat konsep desain interior inovatif karya Napp Studio & Architects. Penghargaan ini menekankan pentingnya keselarasan antara desain dan alam sekitar, yang menjadi fondasi utama bagi museum ini.
Kyoto Global Design Awards
Keberhasilan yang diraih ini datang tidak lama setelah SAKA Museum terpilih sebagai salah satu dari World’s Greatest Places 2024 versi TIME. Penghargaan dari Kyoto Global Design Awards yang terkenal ini memberikan apresiasi bagi desain-desain yang estetis, sekaligus memiliki tanggung jawab lingkungan. Sebagai desainer utama, Napp Studio & Architects yang berbasis di Hong Kong, menyajikan interpretasi yang modern namun sarat dengan unsur tradisional Bali.
Inspirasi Nyepi di Saka Museum
Inspirasi Nyepi menjadi landasan konsep ruang utama museum. Lobi SAKA Museum dihiasi dengan langit-langit gelap yang bercahaya lembut, menyerupai bintang-bintang malam di langit Bali. Saat senja tiba, 3.000 lampu LED mulai berkelap-kelip, menciptakan suasana reflektif dan tenang. Atmosfer ini memberi pengunjung pengalaman budaya yang tenang, menjembatani nilai spiritual Bali dengan pendekatan kontemporer yang elegan.
Esensi Nyepi
Keberlanjutan menjadi fokus utama dalam desain museum ini. Napp Studio & Architects menggunakan material lokal seperti granit abu-abu dan batu vulkanik, yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga memperkuat ikatan dengan komunitas Bali. “Kami berusaha menangkap esensi Nyepi melalui penggunaan material dan pencahayaan yang mendukung ketenangan dan refleksi,” ujar Aron Tsang, salah satu pendiri Napp Studio & Architects.
Pengalaman Budaya yang Inovatif
Judith Bosnak, Direktur SAKA Museum, memberikan apresiasi tinggi atas penghargaan ini. Ia menyebut SAKA Museum sebagai simbol inspirasi budaya Bali yang menekankan autentisitas dan kesadaran lingkungan. “Penghargaan ini adalah bentuk apresiasi atas kreativitas tim SAKA Museum dalam menghadirkan pengalaman budaya yang inovatif dan berakar pada nilai-nilai lokal,” ujarnya.
Institusi Budaya di Kancah Global
Di tahun pertama pembukaannya, SAKA Museum sudah menjadi institusi budaya yang dihormati di kancah internasional. Pada Januari 2025, museum ini akan memperkenalkan serangkaian pameran baru, termasuk galeri Nyepi yang imersif dan pameran Subak yang diakui UNESCO. SAKA Museum berharap untuk terus menginspirasi lebih banyak desain inovatif dan berkelanjutan, mengajak pengunjung terlibat lebih dalam dalam budaya Bali.