Banyak yang menunggu apa jadinya ‘wajah’ jenama high fashion GIVENCHY ketika rumah mode ini mengangkat Matthew Williams, seorang streetwear designer dari California, menjadi creative director Givenchy menggantikan Clare Waight Keller. Matthew tidak mengantungi pendidikan formal fashion, namun ia meluncurkan label sendiri tahun 2015 bernama ALYX, dan hebatnya setahun kemudian Matthew terpilih menjadi salah satu finalist LVMH finalist 2016. Kehadiran Matthew untuk jenama high fashion terasa cukup tepat dengan kenyataan fashion yang realistis saat ini, ia meleburkan ilmu-ilmu streetwear dengan kualitas klasik Givenchy. Hasilnya cukup radikal, Givency sungguh tampak berjiwa muda, melenggang mahal dengan fabric dan finishing yang tajam. Gaun-gaun bandage dengan spaghetti strap dihiasi dengan aksesori gembok-gembok (nafas streetwear nih) di pinggang. Celana-celana panjang rapi klasik dikenakan dengan jaket, sweater, atau dengan top beraksen ikatan simpul. Tas Antigona yang hits, dikaryakan sebagai ide penutup bahu (hm cukup usil ya). “You find the pieces of the puzzle for a collection, building it from symbols and signs, but never forgetting the reality of the person who will wear it and bring it to life.” ujar Matthew M.Williams di dalam siaran pers yang dibagikan pihak Givenchy.
Foto: Givenchy