Transformasi filosofi dan nilai-nilai tradisi budaya pada wastra tenun selalu menghasilkan visual indah yang tak mungkin ada duanya. Wastra tenun selalu mengirimkan cerita tersendiri pada setiap lembar kain yang dihasilkan dari cara pikir masyarakat tanpa menggunakan blue print dan sketsa rancangan motif. Semua lahir begitu tangan mulai menenun dan isi kepala mengalir spontan pada mesin pintal dan jalinan benang. Maka dari itu mengapa wastra tenun memiliki nilai yang tinggi sebagai dalam budaya Indonesia.
Temma Prasetio, desainer menswear Indonesia, yang fokus pada penggunaan wastra tenun ini, tidak menutup mata dengan nilai-nilai tradisi tersebut. Dalam mengolah tenun menjadi pakaian, ia tetap berkomunikasi dengan penenun agar rancangannya masih sejalan dengan nilai tradisi dengan menerapkan do’s and don’ts agar motif tenun tetap terjaga. Dengan mengangkat tema Mutasi, pada koleksi terbarunya, Temma bermaksud ingin ber”mutasi” ke tingkat yang lebih tinggi dalam mengolah tenun dan merancang pakaian pria dengan menggunakan tenun. Relevan dengan pria modern, kekinian dengan selipan nilai tradisi yang wajib terus dibawa. Koleksi Mutasi ini, mungkin Temma semakin diperhitungkan dalam peta desainer menswear yang jumlahnya sangat sedikit di Indonesia, apalagi dengan menggunakan wastra tenun, yang tidak biasa digunakan pada pakaian pria.
“Mutasi” ini terlihat dari karyanya yang berbeda jauh dari koleksi sebelumnya. Pada koleksi ini, Temma mencoba memperkaya material dan tidak hanya menggunakan tenun saja, sehingga setiap potong terlihat lebih “rich” dan bertekstur. Penggunaan chifon see through dan macrame sebagai aksesoris pakaian, menghasilkan look yang berbeda dan “runway” worth it, tanpa kehilangan karkater per-potongan yang bernilai pakai tinggi bila pakaian ini di break down. Permainan ini berefek pada desainnya yang juga bertransformasi seperti potongan boxy pada atasan, celana longgar dan layout potongan tenun yang teraplikasi pada setiap potong pakaian. Dan semua ini dibuat dengan basis konstruksi tailoring yang kuat dengan karakter maskulin pria. Hasil akhirnya adalah koleksi dengan struktur kuat dalam formasi hibrid antara kasual dan formal. Ini adalah koleksi terbaik Temma Prasetio diantara koleksi yang pernah ia buat sebelumnya.
Koleksi ini merupakan kolaborasi Temma dengan Dekranasda NTT yang merupakan sumber kain tenun yang digunakannya, yang juga ikut mendidik talenta lokal dari NTT untuk ikut berkarya. Transformasi pada koleksi ini juga pasti melibatkan intervensi dari perspektif yang berbeda, yang mana melibatkan suntikan kreatif Yoland Handoko, sebagai Creative Director dari Krama Creative Consultant. Well done!