Monogram adalah motif wajib dimasa ledakan customer gen Z. Satu per satu rumah mode menebarkan motif monogram sebagai identitas baru yang menjadi signature. Salah satu yang sedang hype sejak diluncurkan di New York pada bulan Juni 2021 lalu adalah monogram Marc Jacobs. Motif ini diterapkan pada DNA koleksi Marc Jacobs yang mengeksplorasi ekspresi genderless dan merayakan keberanian semangat individual, ujudnya berupa pakaian-pakaian streetwear yang cool, jaket-jaket jacquard, celana-celana yang dibuat satu set dengan topi-topi bucket, oversized hoodies berbahan katun, t-shirt, sweatpants, knit jumper berbahan wol, tube skirts, balaclava, dan tentu saja bintang aksesori Marc Jacobs: The Tote Bag. Kehadiran koleksi baru ini dirayakan di butik Marc Jacobs di Plaza Indonesia Jakarta, dihadiri oleh wajah-wajah tenar di sosial media Tik Tok dan Instagram. Di antaranya ada Alessandro Georgie yang dikenal di Tik Tok sebagai @Alegeor_ , sosok super unique dan super stylish dari Indonesia, gaya yang ia ciptakan selalu ‘social media genic’, kalau menurut istilah Ale sendiri: gaya yang ‘gemas’. Ale berhasil memarakkan keberanian untuk styling di kalangan gen Z. Selain Ale juga hadir sosok yang sedang menggetarkan layar film Indonesia karena sudah ditonton lebih dari 7 juta orang, dia adalah Aulia Sarah, sang penari yang membuat hati ciut di dalam film KKN Di Desa Penari. Tentu saja kali ini Aulia tampil sudah tanpa kesan Badarawuhi sama sekali ya, Aulia berbalut Marc Jacobs, head to toe.
Syahmedi Dean
Syahmedi Dean adalah seorang penulis yang telah menerbitkan sejumlah buku dan juga seorang jurnalis Mode dan Seni. Ia sudah meliput London Milan Paris Fashion Week sejak tahun 2000. Ia lulus dari Fakultas Seni Rupa Isntitut Seni Indonesia Yogyakarta, Program Studi Desain Komunikasi Visual. Kemudian memulai karir jurnalistik di majalah Femina tahun 1996, lalu berturut-turut menapak naik ke media-media terkemuka nasional seperti majalah Harper’s Bazaar Indonesia, majalah Dewi, majalah SOAP, Harian Media Indonesia, dan majalah Estetika. Dengan segenap perjalanan karirnya, kini ia menjadi Co-Founder dan Editorial Director LUXINA.