Taktik desain LOEWE adalah bermain exaggeration, melebih-lebihkan siluet, size, dan detail. Formasi ini sudah menjadi signature dan menciptakan fans tersendiri. Pada koleksi kali ini Jonathan Anderson, Creative Director, exaggeration utama adalah ikat pinggang yang berukuran sangat besar, bukan untuk mengikat pinggang, tetapi untuk penumpu drape yang menjadi serutan gaun di bagian depan perut. Gaun mini extra A-line, sisi bagian lengannya dibuat terbalik ke atas, melawna logika umum lengan baju. Sweater bahan wol, yang sering kita lihat bulu wolnya bergumpal karena gesekan, di sini gumpalannya malah membludak masiv dan menjadi aksen volume ala couture pada bagian bawah pullover abu-abu. Evening gown dengn selendang halter yangtersampir ke belakang ternyata kedua sisi ujungnya sekalian saja muter dari belakang masuk ke saku di sisi depan gaun. Celana baggy yang kembali in, dibuatlah ukuran baggy nya semacam 4 kali lebih baggy dari ukuran biaasanya. Taktik exaggeration ini diterapkan pada elemen-elemen pakaian regular yang sering kita lihat sehari-hari. Makanya kita seperti tergelitik dengan kenyatan bahwa pakaian tersebut bisa menjadi ter-LOEWE-kan.
Syahmedi Dean
Syahmedi Dean adalah seorang penulis yang telah menerbitkan sejumlah buku dan juga seorang jurnalis Mode dan Seni. Ia sudah meliput London Milan Paris Fashion Week sejak tahun 2000. Ia lulus dari Fakultas Seni Rupa Isntitut Seni Indonesia Yogyakarta, Program Studi Desain Komunikasi Visual. Kemudian memulai karir jurnalistik di majalah Femina tahun 1996, lalu berturut-turut menapak naik ke media-media terkemuka nasional seperti majalah Harper’s Bazaar Indonesia, majalah Dewi, majalah SOAP, Harian Media Indonesia, dan majalah Estetika. Dengan segenap perjalanan karirnya, kini ia menjadi Co-Founder dan Editorial Director LUXINA.