Di dunia fiksi, wajah selalu lebih jujur daripada narasi. Lihat saja wajah Madame Morrible dari Wicked dan Madame Medusa dari The Rescuers – dua tokoh antagonis yang begitu mudah menyita perhatian dengan mimik mereka yang hening namun menghujam. Wajah mereka bukan hanya topeng, tapi lanskap psikologis yang menghantui. Dan, di Art Jakarta Gardens 2025, mencuat satu wajah antagonis baru, yang tak akan mudah terlupakan. Wajah tersebut terdapat dalam karya-karya Tusita Mangalani.

Ekspresi Bossy Antagonis
Tusita belum memberi nama atas figur Madame yang ia ciptakan ini. Ia berekspresi bossy, apatis, dan menggemaskan dalam cara yang menyebalkan. Riasannya bukan sembarang makeup, semacam manifestasi avant-garde yang menolak estetika klise, blush on dan lipstick tampil berani seolah hasil polesan Pat McGrath. Gaunnya? Super fashion, kaya ornamen, berkarakter gaun haute couture yang disematkan sendiri oleh Tusita dengan jarum jahit di atas kanvas.

Super Fashion Ikonografi Cinta
Dalam salah satu karya, wajah Madame seolah tertelan oleh tumbuhan Venus Flytrap, sebuah alegori tajam antara dimangsa atau memangsa. Apakah ia korban dari sistem, atau justru predator paling halus? Di karya lain, wajah menyebalkan itu bersemayam dalam siluet hati dan pusaran rantai, ikonografi cinta dan keterikatan yang dikikis oleh ironi. Tusita tidak sedang membuat tokoh antagonis, ia sedang menciptakan metafora hidup dari dinamika relasi, obsesi, dan ilusi kekuasaan perempuan.

3 Galeri di Art Jakarta Gardens 2025
Yang menarik, wajah Madame ini tidak berhenti di satu tempat. Ia menyelinap masuk ke dalam tiga galeri; D Gallerie, Semarang Gallery, dan CAN’s Gallery, seakan menunjukkan bahwa antagonisme dan kecantikan bukan hanya milik satu ruang atau wacana. Madame ini adalah manifestasi post-heroine, perempuan yang tampil sebagai pertanyaan, bukan jawaban. Dan pertanyaannya menyebalkan, seperti ekspresinya. Apakah kalian siap untuk berkenalan dengan sang Madame? Sepertinya beliau juga cukup fun dan akan selalu menyemarakkan suasana.

Tusita dan Atreyu Moniaga Project
Tusita Mangalani (lahir 1998) adalah suara baru yang menjanjikan dalam seni rupa Indonesia. Lulusan Textile Craft ini memulai karier profesionalnya lewat AMP – Atreyu Moniaga Project #12 dan langsung mencuri perhatian lewat pameran Ad Maiora. Seni baginya adalah jurnal emosi dan afirmasi diri, dan Madame—dalam seluruh kompleksitas wajah dan ekspresinya—adalah catatan paling bising yang ditulisnya sejauh ini.
